وَيَسْتَعْجِلُونَكَ بِالْعَذَابِ وَلَنْ يُخْلِفَ اللَّهُ وَعْدَهُ وَإِنَّيَوْمًاعِنْدَرَبِّكَكَأَلْفِسَنَةٍمِمَّاتَعُدُّونَ  [الحج:[47Quran


Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu menurut perhitunganmu.
(Al Haj 22:47)

يُدَبِّرُ الْأَمْرَ مِنَ السَّمَاءِ إِلَى الْأَرْضِ ثُمَّ يَعْرُجُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ أَلْفَ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ (5)} [السجدة: 5[

Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadaNya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu (As Sajdah 32:5)

تَعْرُجُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ إِلَيْهِ فِييَوْمٍكَانَمِقْدَارُهُخَمْسِينَأَلْفَسَنَةٍ (4)} [المعارج: 4]

Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya Lima puluh ribu tahun. (QS Al Ma`arij 70:4)

Sebagian orang nasrani berbicara mengenai kontradiksi, mereka menjadikan tiga ayat di atas sebagai contoh kontradiksi yang dilakukan oleh Allah (maha suci Allah dari hal ini) , di satu surat Allah berfirman sehari seperti 1000 tahun dan di lain surat Allah berfirman sehari seperti 50 ribu tahun, kita sama-sama sefaham bahwa 49 ribu tahun bukanlah selisih yang sedikit. Tapi apakah itu kontradiksi ?

Ada baiknya kita sama-sama sepakati dahulu bahwa kontradiksi adalah dua atau lebih pernyataan yang bertolak belakang dan tidak bisa ditemukan titik temu untuk menjelaskannya.

Kita ambil contoh.

Seseorang berkata umurnya 25 tahun, kemudian di lain waktu ia berkata umurnya 30 tahun. Apakah ini kontradiksi ? tentu kita tidak serta merta katakan sebagai kontradiksi karena umur memang bisa bertambah. Maka kita harus bertanya dahulu padanya apa maksud dua pernyataan itu, jika ia menjawab dengan jawaban masuk akal, seperti “aku mengatakan pernyataan pertama lima tahun lalu” maka ini bukan kontradiksi bahkan yang ngotot mengatakan ini kontradiksi perlu dipertanyakan kecerdasannya.

Atau seseorang di satu waktu berkata aku bernama Jhon, kemudian di lain waktu dia berkata bernama Alex, ini juga belum tentu kontradiksi, karena seseorang mungkin saja berganti lama, atau mungkin saja ia bernama jhon alex, kita harus bertanya terlebih dahulu maksudnya.

Saya jadi teringat pertanyaan-pertanyaan konyol dari faithfredoom, mereka menyatakan ayat :

Katakanlah: Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka  itu telah menurunkannya (Al Qur’an) ke dalam hatimu (Al Baqarah  2:97)

Bertentangan dengan ayat

Katakanlah: ruhul Qudus menurunkan Al Qur’an itu dari Tuhanmu dengan benar…”. (An Nahl 16:102)

Mereka bilang jibril atau ruh kudus yang menurunkan qur`an ?

Seharusnya mereka bertanya dulu kepada seorang anak muslim apakah itu ruh kudus dalam islam, dan mereka akan mendapatkan jawaban yang sangat simple bahwa ruhul kudus ternyata adalah nama lain jibril. Jadi pribahasa yang tepat untuk orang seperti itu adalah “malu bertanya malu maluin” hehe..

Tetapi dalam kitab suci kita sulit untuk menyatakan kontradiksi karena kita tidak bisa bertanya pada tuhan. Tetapi kita semua percaya tuhan tidak mungkin keliru, semua yang terlihat sebagai kontradiksi yang ada dalam kitab suci pasti memiliki penjelasan masuk akal. Jika tidak maka hanya ada dua kemungkinan yaitu bahwa itu bukan kitab suci, atau kitab suci itu telah diubah.

Lalu apakah tiga ayat di atas bisa dikatakan kontradiksi ?

Perhatikan ayat-ayat itu sekali lagi :

Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu. (Al Haj 22:47)

Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadaNya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu (As Sajdah 32:5)

Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun. (QS Al Ma`arij 70:4)

Orang yang jeli akan melihat bahwa tiga ayat ini berkata dalam tiga konteks yang berbeda.

Jika allah berfirman

sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.

Kemudian Allah berfirman

sehari disisi Tuhanmu adalah seperti limapuluh ribu tahun  menurut perhitunganmu

maka kita bisa katakan ini kontradiksi tetapi apakah Allah berfirman demikian? Tidak.

Allah hanya berfirman

Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun

Orang bodoh pun tahu bahwa kalimat “sehari di sisi tuhan” dan “sehari yang dibutuhkan malaikat untuk menuju tuhan” memiliki arti berbeda.

Jika allah berfirman

kemudian (urusan) itu naik kepadaNya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu

lalu allah berfirman

kemudian (urusan) itu naik kepadaNya dalam satu hari yang kadarnya adalah limapuluh ribu tahun  menurut perhitunganmu

maka kita bisa katakan ini kontradiksi tetapi apakah Allah berfirman demikian? Tidak.

Allah hanya berfirman

Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun.

Orang bodohpun tahu bahwa urusan dan malaikat itu adalah dua hal yang berbeda atau kalaupun urusan itu dibawa oleh malaikat tetapi perhatikanlah
apakah dua ayat ini bercerita mengenai satu alur cerita yang sama atau dua peristiwa berbeda?

Lalu di manakah letak kontradiksi itu !!?

Mengenai hakikat hari yang setara dengan seribu tahun dan hari yang limapuluh ribu tahun banyak sekali ahli tafsir meraba-raba maknanya, tetapi jawaban ibnu abbas adalah jawaban yang sangat tepat

“Itu adalah dua hari berbeda yang Allah sebut di alqur`an dan Allah lah yang  maha mengetahui mengenai dua hari itu”(Tafsir ibnu katsir juz 1 hal 12)

hanya Allah yang mengetahui kapan terjadi dua hari itu dan apa maknanya, maka jika kita melihat kitab-kitab tafsir, mereka memiliki banyak takwil yang berbeda, akan tetapi semua mengarah pada satu hal bahwa tidak ada kontradiksi dalam ayat tersebut.

Jika kamu belum puas, akan aku beri satu contoh saja kontradiksi dalam kitab suci, perhatikan :

(2 Samuel 10:18)tetapi orang Aram itu lari dari hadapan orang Israel, dan Daud membunuh dari orang Aram itu tujuh ratus ekor kuda kereta dan empat puluh ribu orang pasukan berkuda. Sobakh, panglima tentara mereka, dilukainya sedemikian, hingga ia mati di sana

(1 Tawarikh 19 : 18) tetapi orang Aram itu lari dari hadapan orang Israel, dan Daud membunuh dari orang Aram itu tujuh ribu ekor kuda kereta dan empat puluh ribu orang pasukan berjalan kaki; juga Sofakh, panglima tentara itu, dibunuhnya.

Tak perlu menjadi ahli untuk mengetahui bahwa dua ayat ini bercerita mengenai satu peristiwa yang sama tetapi diceritakan dengan cara berbeda, tentu tuhan tidak mungkin salah menyebut tujuh ratus dengan tujuh ribu, jika demikian….  pikirkanlah sendiri