Kurang labih 3 tahun, Setelah diangkat sebagai nabi, Rasulullah berdakwah secara diam diam, yanki menyebarkan Agama islam kepada Sanak family dan sahabat karib. Dari dakwah ini  puluhan sahabat yang masuk islam, semakin hari jumlahnyapun semakin banyak, hingga turunlah Firman Allah

26. Asy Syu’araa’

وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِينَ

214. Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat

15. Al Hijr

فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ

94. Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.

Maka Nabi Muhammad Saw, beserta parasahabatnya memulai dakwahnya secara terang terangan kepada masyarakat luas, tidak sedikit dari kaum Kafir Quraisy yang memeluk islam dan meninggalkan penyembahan berhala/patung yang merka yakini selama ini, hal ini menjadi masalah yang serius bagi kaum Quraisy, mereka sangat khawatir orang orang akan meninggalkan kepercayaan mereka dan leluhur mereka, berpindah memeluk agama Islam,

imagePada suatu hari ‘Uthbah bib Rabi’ah, seorang tokoh tertua Musyrikin Quraisy, duduk bersama sejumlah kaumnya ditempat pertemuan mereka, ketika itu Rasulullah sedang duduk seorang diri didalam Ka’bah. Timbullah niat ‘Uthbah untuk membujuk rayu Nabi Muhammad Saw agar menghentikan dakwahnya, ‘Utbah berkata kepada rekan rekanya

“Hai orang orang Quraisy, apakah kalian setuju kalau serang aku mendatangi Muhammad untuk menawarkan sesuatu yang mungkin dia mau menerimanya dan menghentikan dakwahnya?”

“kita semua setuju, datangilah dia dan ajaklah dia bicara” sahut rekan rekanya

‘Utbah kemudian pergi ke Ka’bah lalu duduk didekat Nabi Muhammad saw. Sambil memperlihatkan sikap ramah ia berkata

“anakku, engkau adalah sekabilah dengan kamu, berasal dari keturunan mulia dan dihormati orang. Engkau membawa masalah besar bagi kaummu dan dengan masalah yang engkau bawa itu engkau memecah belah persatuan mereka, mengecam kepercayaan mereka, mencela agama dan tuhan tuhan mereka serta mengkafirkan nenek moyang mereka, sekarang dengarkan baik baik! Aku hendak menawarkan sesuatu kepadamu yang mungkin engkau dapat menerimanya”

“katkanlah hai Abdul Al-Walid(Nama Panggilan ‘Uthbah) apa yang hendak engkau tawarkan, aku siap mendengarkannya” Jawab Nabi Muhammad saw

“Anakku, jika dengan malah yang engkau bawa itu engkau menginginkan kekayaan, kami orang orang Quraisy bersedia mengumpulan harta  kekayaan bagimu agar engkau menjadi orang terkaya dikalangan kami. Jika bermaksud ingin beroleh kemuliaan, kami bersedia mengangkatmu menjadi pemimpin kami dan kami tidak akan mengambil tindakan apapun tanpa seizing dan persetujuanmu. Kalau engkau ingin menjadi raja, kamipun siap menobatkanmu menjadi seorang raja. Kalau engkau membawakan maslah itu karna engkau sakit kesurupan setan, yang engkau sendiri tidak sanggup mengelak, maka kami akan panggil ahli pengobatan untuk menyembuhkanmu, bertapapun besarnya baiaya yang harus kami keluarkan…!

Setelah ‘Utbah selesai bicara, Rasulullah saw bersabda “ habiskah sudah yang hendak engkau katakana wahai Abdul-Alwalid?”

“ Ya “ jawab ‘uthbah

Kemudian Nabi Muhammad saw memacakan firman Allah QS Fusilat 1-38.

Klik disini jika ingin mendengarkan Murotal QS Fusilat 

‘Utbah diam mendengarkan bacaan ayat ayat suci tersebut, Rasulullah mambacakan ayat tersebuthingga tanda sajadah (ayat ke 38) kemudia Beliau sujud . setelah itu beliau berkata “ Hai Abdul Al Walid, anda sudah mendengar apa yang aku ucapkan, sekarang terserah apa pendapatmu!”

Utbah kemali kepada rekan rekanya yang telah menunggu nunggu kedatangannya, kedatangan ‘Uthbah mereka sambut dengan keheran heranan karna raut wajah ‘Uthbah saat datang berbeda dengan saat ia berangkat, setelah ia duduk salah satu rekannya berkata “ Hai Abdul Al Walid, kenapa anda kelihatan lain?

Demi Allah… aku tadi mendengar kata kata yang belum pernah aku dengar sama sekali, itu bukan syair, bukan sihir dan bukan mantra, Hai orang orang Quraisy, ikutilah pendapatku… biarkan dia berbuat sesukanya, jangan kalian mendekatinya, kata katanya yang aku dengar tadi sungguh akan menjadi kenyataan yang besar dikemudian hari! Kalau ada orang Arab selain kalian yang membunuhnya, berarti keinginan kalian sudah dilaksanakan orang lain; tetapi sebaliknya, kalau ia berhasil mengalahkan semua orang Arab, kemenangannya bararti kemenangan kalian dan kemuliaannya pun kemulyaan kalian. Dengan demikian, kalian akan menjadi orang orang yang beruntung.”

“Hai Abdul Alwalid, sungguh engkau telah disihir oleh Muhammad dengan kata katanya” sahut rekan rekan ‘Utbah

“itu pendapatku, sekarang terserah kalian, lakukan apa yang kalian anggap baik” ‘Utbah menimpali