Mencari Tuhan

Nama saya R. Anggara, saya lahir dari keluarga campuran agama, ibu muslim dan ayah katholik, dan kami 6 bersaudara, sejak kecil saya belajar 2 agama ini, shalat dan pergi ke gereja saya lakukan hingga umur 12 tahun, setelah masuk SMP seingat saya, saya tidak melakukan shalat dan pergi ke gereja, hingga umur 17 tahun saya di panggil oleh ayah dan ibu, saya masih ingat perkataan ayah “kamu sekarang sudah besar, sudah saat nya kamu memilih agama untuk diri kamu, apakah mau ikut ayah atau ibu atau mungkin kamu punya pilihan agama sendiri diluar agama ayah dan ibu mu, usaha kan kamu memiliki agama”
karena pergaulan yang salah di masa muda dulu, saya jadi terbiasa mencuri, mabuk dan berzina hingga akhirnya saya memutuskan untuk atheis.


Umur 27 tahun (tahun 2002) saya menikah dan langsung memutuskan untuk berhenti berzina dan mencuri, 2003 saya di karuniai anak yang sangat cantik, usaha saya di bidang konveksi sedang berjaya, apapun yang diminta anak pasti saya kabulkan sesegera mungkin, ketika anak saya masih kecil dia biasa belajar shalat bersama ibu nya (istri saya seorang muslim yang kalo shalat kalo ada mau nya saja), suatu hari anak saya keluar dari kamar pembantu, lalu saya tanya “kaka ngapain di kamar mba?” anak saya jawab “abis shalat sama mba”, lalu istri saya nyeletuk “kamu gak malu apa, anak kamu shalat bareng pembantu?, harus nya kamu sebagai bapaknya yang jadi imam buat dia shalat” (tidak mengecilkan arti pembantu), saya pura pura tidak mendengar tapi dalam hati kecil mulai mempertanyakan keberadaan Tuhan, tahun 2006 saya memutuskan untuk percaya begitu saja adanya Tuhan. 2007 awal, usaha saya bangkrut sebangkrut bangkrut nya karena ditipu orang,  saya mulai menyalahkan Tuhan segala sumpah serapah saya tujukan hanya untuk Tuhan, tahun 2007 ini pula istri saya mengandung anak ke 2, (maaf) setiap berhubungan dengan istri saya selalu menggunakan kondom dan istri saya menggunakan KB suntik, ini menjadi tanda tanya besar buat saya, akhirnya kami memutuskan untuk konsultasi ke dokter, saya tanyakan kenapa istri saya bisa hamil?, jawaban dokter ada banyak kemungkinan

1. kondom yang bapak pakai bocor
2. istri bapak lupa jadwal suntik
3. ini karunia dari Tuhan

Jawaban ke 3 inilah yang membuat saya kembali memikirkan keberadaan Tuhan. Dalam keadaan yg serba sulit, istri mengandung, anak pertama butuh biaya untuk masuk sekolah TK sedangkan saya tidak punya pekerjaan, singkat cerita ada teman mengajak saya untuk bekerja sebagai debt collector kartu kredit di sebuah bank, ketika akan menagih kesuatu tempat saya harus melalui sebuah masjid, karena jalan yang sempit dan orang2 yang akan pergi ke masjid lumayan banyak, laju motor saya agak sedikit terhambat, saya berkata dalam hati “dasar orang2 goblok ngapain musti pergi ke masjid nyembah kepada yang belum tentu ada, nyempitin jalan pula”, ternyata orang yang akan di tagih hutang nya sedang tidak ada di tempat, ketika jalan pulang saya harus melewati jalan itu lagi, dan orang2 masih saja banyak yang mau pergi ke masjid, dalam hati saya berkata “ya Tuhan kalo memang lu ada tunjukin sekarang jangan di entar entar”, panas terik matahari tiba2 mendung dan turun hujan lumayan deras, mau tidak mau saya berteduh di masjid, karena orang2 shalat, saya ikut shalat (dzuhur), saya lupa urutan cara mengambil wudhu, saya masuk wc dalam masjid kunci pintu nya saya mulai ambil wudhu, yang penting muka tangan dan kaki basah (saya sengaja wudhu di wc karena malu takut ketauan orang tidak bisa berwudhu), saya ikut shalat meski masih hapal gerakannya tp lupa bacaan shalat nya.

Ketika pulang ke rumah saya ceritakan pengalaman saya kepada istri, jawab istri saya “Tuhan sudah menunjukan 2 kali keberadaan Nya sama kamu, yang pertama anak yang aku kandung ini, yang kedua hujan yang tiba2 Dia turunkan, masih mau kamu tantang lagi Tuhan?, untung hujan yang Tuhan turunkan bukan batu”.
ok deal! saya percaya Tuhan, tinggal memilih agama untuk lebih dekat dengan Tuhan, saya mulai belajar agama majusi, zoroaster, hindu, budha, kristen, islam dan lain sebagai nya, hingga akhirnya mengerucut kepada 2 agama, yaitu kristen dan islam (agama kedua orang tua saya).
ketika memutuskan hanya akan belajar 2 agama ini saja, pertama kali saya akan belajar memahami doktrin dari “la ilaha illaha” dan “trinitas”
saya bersihkan hati dan membuka pikiran untuk memahami kedua doktrin tersebut, karena saya yakin kedua agama ini memiliki Tuhan yang MAHA SUCI.
saya mulai mencari tahu, mudah sekali memahami “la ilaha illaha” tidak ada Tuhan selain Allah, sebalik nya sulit memahi “trinitas” Allah bapa, Allah anak, Roh kudus adalah satu.
tapi saya terus mencoba untuk mengerti makna dari “trinitas”.
mulai dari tahun 2008 kalau ada yang bertanya apa agama saya, saya akan jawab “agama saya adalah kristen muhammadiyah dan islam protestan”.
tahun 2010 kami harus menjual rumah untuk biaya operasi adik dari istri (adik ipar), dan kami pindah rumah ke daerah pinggiran kota.
tahun 2011 puteri ke 3 saya lahir.
tahun 2012 puteri kami yang ke 2 masuk TK, karena saya sedang bekerja di luar kota, saya serahkan segala urusan sekolah TK anak saya pada istri, dan ternyata puteri ke 2 saya bersekolah di komplek masjid yang dulu saya terpaksa solat karena menantang keberadaan tuhan lalu tuhan menurunkan hujan secara tiba tiba.
saya berpikir, apakah Tuhan kali ini memberikan petunjuk (lagi) kepada saya melalui puteri ke 2 saya?.
saya mulai mempelajari islam secara mendalam, ternyata islam erat kaitannya dengan nabi Muhammad SAW, saya mulai mencari tahu siapa itu nabi Muhammad SAW?, saya mulai mencari tahu tentang nabi Muhammad SAW dari buku dan internet, di site ini mengatakan nabi Muhammad SAW adalah nabi yang mulia, nabi dan rasul terakhir dst dst
di site itu mengatakan nabi Muhammad SAW adalah tukang kawin cerai, pedophile, matinya di racun, tukang bunuh orang dst dst, manakah yang benar?
saya gunakan logika, benarkah nabi pilihan Allah SWT yang dijadikan sebagai nabi dan rasul penutup akhlaknya bejat seperti itu? saya yakin tidak!

Menjelang akhir 2014 saya bertemu dengan teman yang sudah kurang lebih 15 tahun tidak bertemu sebut saja TT, yang saya tahu teman saya ini banyak sekali tattoo di sekujur badan kaki dan tangannya, tattoo ini lah yang saya tanyakan pertama kali daripada kabarnya, dia jawab tanpa rasa malu sambil sedikit menunjukan tatto di tangan kaki dan dada nya “masih ada”, setelah itu dia bercerita kenapa sampai menghilang dari tempat tongkrongan (dulu kami biasa kumpul di belakang sebuah mall di kota kami, dan orang orang biasa menyebut kami “komunitas anak punk”, dan kami biasa nya suka tidur bermalam disana), dia bercerita di tengah malam tiba tiba ingin pulang ke rumah, setelah sampai di rumah dia mengutarakan pada ibunya bahwa dia besok ingin masuk pesantren, singkat cerita ternyata sekarang dia sedang kuliah S2 di bidang pendidikan agama islam.

Tuhan seperti mengirimkan guru kepada saya, setiap ada pertanyaan mengenai agama islam selalu saya tanyakan pada TT, dan jawabannya selalu merujuk pada Al quran dan hadist.
5 januari 2015 hari ulang tahun saya, teman teman dekat dikantor sengaja datang dari jakarta ke kota saya untuk merayakan ulang tahun saya, kami minum bir sampai jam 1 malam (peraturan di kota saya cafe buka hanya sampai jam 1 malam).
6 januari 2015. saya membaca twitter dan di akun @T******Rasul, saya membaca ”Siapa yang menafkahi dua atau tiga anak perempuan atau saudara perempuan, hingga mereka menikah atau sampai dia mati, maka aku dan dia seperti dua jari ini.” Beliau berisyarat dengan dua jari: telunjuk dan jari tengah. (maaf kalo hadistnya salah karena saya tidak pernah follow akun @T******Rasul, tapi saya masih ingat isi hadist nya kurang lebih seperti itu).

Lalu saya tanyakan hadist tersebut pada TT, dan dia menjawab “insya Allah shahih, semoga hadist ini menjadi pemicu semangat saudaraku dalam mencari kebenaran”, lalu TT menerangkan maksud hadist tersebut.
disaat saya baru mengenal nabi Muhammad SAW meski lewat buku dan internet, beliau seperti mengajak saya lebih dekat dengan beliau seperti dekat nya jari tengah dan telunjuk, dan saya memiliki 3 anak perempuan.
saya menangis, bagaimana mungkin saya bisa dekat dengan beliau jika hidup saya seperti ini penuh dengan maksiat, saya mengucapkan “ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAH, WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASULULLAH.”
“aku bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi Muhammad utusan Allah”
di depan 3 anak perempuan dan istri saya, lalu istri memberikan buku panduan shalat sambil berkata, “dibuku itu ada tatacara mandi besar dan cara berwudhu yang sempurna, ada waktu 2 jam hafalkan surat al fatihah, lalu pergi ke masjid untuk shalat berjamaah”
dengan ijin Allah SWT dan kesungguhan hati untuk memeluk agama islam sepenuh nya, dalam waktu 2 jam saya hafal al fatihah dan al kausar.

Saya kabari TT dan dia mengajak saya untuk pergi ke majelis ta’lim yang rutin dia ikuti setiap hari kamis, dan ternyata di majelis ta’lim ini banyak teman saya yang dulu nongkrong bareng di belakang mall. Selesai majelis ta’lim kami berkumpul, salah seorang dari mereka berkata “tambah satu lagi teman kita yang hijrah, tetap istiqomah” (aamiin!), satu per satu mereka memeluk saya. Kini TT menjadi guru ngaji di keluarga kami, dan sekarang saya mulai mengerti ternyata dalam islam pun kita harus mengimani nabi Isa (yesus) sebagai Rasul Allah bukan sebagai Allah anak.