21. Ramalan Yesus tidak terbukti
“Aku berkata kepadamu : Sesungguhnya diantara orang yang tidak ada akan mati sebelum mereka melihat Anak Manusia datang sebagai Raja dalam Kerajan-Nya.” (Matius 16:28)
Ramalan Yesus tersebut diucapkan-Nya sudah hampir 2000 tahun yang lampau. Sudah ratusdan generasi yang mati sejak waktu Yesus berucap seperti itu sampai sekarang, tetapi dia (Yesus) belum juga datang sebagai Anak Manusia ke dunia ini. Jika Yesus itu Tuhan, tidak mungkin ramalan Tuhan bisa meleset bukan? Tidak terbuktinya ramalan Yesus tersebut karena memang dia bukan Tuhan, tapi hanyalah seorang anak manusia saja.
- Setiap yang mati mengorbankan nyawanya, pasti bukan Tuhan.
- Yesus mati mengorbankan nyawanya, berarti Yesus bukan Tuhan.
- Setiap yang ramalannya tidak tepat, pasti bukan Tuhan.
- Yesus memberikan ramalan tidak tepat, berarti Yesus bukan Tuhan.
- Setiap yang mengaku Anak Manusia, pasti bukan Tuhan.
- Yesus mengaku dia Anak Manusia, berarti Yesus bukan Tuhan.
22. Terdengar suara dari langit
“Dan tiba-tiba ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaugi mereka dan dari dalam awan itu tersengar suara yang berkata : “Inilah Anak Yang Kukasihi, kepadaNyalah aku berkenan, dengarkanlah Dia.” (Matius 17:5)
Suara yang berkata : “Inilah Anak yang Kukasihi,…” itu adalah suara Tuhan dari langit yang didengar langsung oleh Petrus dan Yesus. Peristiwa ini terjadi di atas gung yang tinggi dimana saat itu Yesus berubah wajahnya, sehingga dalam penglihatan Petrus, Yesus sedang berbicara dengan Musa dan Elia. Maka pad saat itulah terdengar suara Tuhan dari langit yang mengatakn seperti itu.
- 1. Setiap yang mendengar suara Tuhan, pasti bukan Tuhan.
- 2. Yesus mendengar suara Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.
- 3. Setiap yang dikasihi oleh Tuhan, pasti bukan Tuhan.
- 4. Yesus dikasihi oleh Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.
23. Yesus mati, dibangkitkan Tuhan
“Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka : “Jangan kamu ceriterakan peglihatan itu kepada seorang pun sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati.” (Matius 17:9)
Yesus berpesan jangan menceeriterakan kepada seorangpun penglihatan mereka, sebelum dia dibangkitakn dari antara orang mati. Jika Yesus itu Tuhan, tidak mungkin Tuhan itu mati dan dibangkitkan kembali. Itu merupakan salah satu pengakuan Yesus yang begitu jujur dan polos, bahwa dia adalah seorang anak manusia, bukan Tuhan. Tapi anehnya umat Kristiani malah tidak percaya ucapan Yesus tersebut, malah mereka jadikan Yesus itu Tuhan.
- Setiap yang merasakan mati, pasti bukan Tuhan!
- Yesus merasakan mati, berarti Yesus bukan Tuhan!
- Setiap yang dibangkitkan oleh Tuhan, pasti bukan Tuhan!
- Yesus dibangkitkan oleh Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan!
24. Hanya Allah yang berhak, Yesus tidak berhak
“Yesus berkata kepada mereka : “Cawan-Ku memang akan kau minum, tetapi hal duduk di sebelah kananku atau di sebelah kiriku, aku tidak berhak memeberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapaku telah menyediakannya.” (Matius 20:23)
Konteks ayat tersebut yaitu ketika kedua muridnya yaitu Yakobos dan Yohanes meminta kepad Yesus agar mereka berdua bisa duduk di sebelah kanan atau di sebelah kirinya Yesus. Tetapi Yesus mengaku dengan jujur dan polos, bahwa dia tidak punya hak untuk mengabulkan permintaan mereka berdua, karena kata Yesus hal iu hanyalah haknya Bapanya (Allah), bukan haknya dia. Pengakuan tersebut jelas-jelas menunjukkan bahwa dia itu bukan Tuhan. Dengan adanya pengakuan Yesus dengan jujur seperti itu, maka dia dapat simpulkan sebagai berikut :
- Setiap yang mati mengorbankannya nyawanya, pasti bukan Tuhan.
- Yesus mati mengorbankan nyawanya, berarti Yesus bukan Tuhan.
25. Nyawa Yesus sebagai tebusan
“Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan unuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang. “(Maitus 20:28)
Dalam ayat tersebut Yesus katakan bahwa dia hanyalah anak manusia, karena dia terlahir dari rahim ibunya. Jika Yesus itu Tuhan, tentu tidak mungkin hanya untuk menebus dosa-dosa manusia, nyawa Tuhan sendiri yang dikorbankan. Timbul pertanyaan lain; bagaimana dengan nasib orang-orang yang lahir dan mati sebelum kedatangan Yesus sebagai penebus dosa manusia? Tuhan Maha Kuasa, tentu Dia berhak untuk mengampuni dosa-dosa manusia tanpa harus mengorbankan “Anak-Nya” sendiri. Jika Yesus itu Tuhan, tentu tidak mungkin Tuhan mengorbankan nyawanya untuk manusia. Manusia-lah yang berkorban untuk Tuhan, bukan Tuhan untuk manusia.
Yesus mati mengorbankan nyawanya, berarti Yesus bukan Tuhan.
26. Tuhan, anaknya Daud?
“Dan ketika Yesus dan murid-muridnya keluar dari Yerikho, orang yang berbondong-bondong mengikuti Dia. Ada dua orang buta yang duduk di pinggir jalan mendengar, bahwa Yesus lewat, lalu mereka berseru: “Tuhan, Anak Daud, kasihanilah kami!” Tetapi orang banyak itu menegor mereka supaya mereka diam. Namun mereka makin keras berseru, katanya : “Tuhan, Anak Daud, kasihanilah kami!” (Matius 20:29-31)
Sungguh aneh orang yang berteriak memanggil Yesus dengan kata-kata:”Tuhan, anak Daud”. Jika mereka sudah tahu bahwa Yesus adalah Tuhan, tentu tidak perlu lagi menambahkan dengan kata-kata “Anak Daud”
Cukup mereka berteriak “Tuhan, kasihanilah kami.” Sangat tidak masuk akal sehat jika Tuhan berasal dari keturunan anak Daud. Tuhan itu tidak berasal dari keturunan Daud. Tuhan itu tidak bersilsilah, tidak berawal dan tidak pula berakhir. Dari bunyi ayat-ayat tersebut membuktikan bahwa Yesus bukan Tuhan karena dia bersilsilah. Lagi pula yang mengatakan Yesus itu Tuhan, bukan dia sendiri.
Yang mengatakan Yesus itu Tuhan adalah orang-orang yang mempertuhankannya, padahal Yesus sendiri tidak pernah menyatakan bahwa dirinya adalah Tuhan.
- Setiap anak keturunan nabi Daud, pasti bukan Tuhan!
- Yesus disebut anak Daud, berarti Yesus bukan Tuhan !!
Al Qur’an juga jelaskan bahwa Yesus bukan Tuhan, dia hanyalah hambaa Allah yang mendapat karunia sebagai rasul Allah yang menjadi teladan bagi bani Israil.
“Dan (Isa) tidak lain hanyalah seorang hamba yang telah Kami beri karunia (kenabian) atasnya dan Kami menjadikannya sebagai teladan bagi Bani Israil.”[1363] (Qs 43 Az Zuhkruff 59)
27. Inilah Nabi Yesus dari Nazaret
“Dan ketika Ia masuk ke Yerusalem, gemparlah seluruh kota itu dan orang berkata : “Siapakah orang ini?” Dan banyak orang berkata itu menyahut: “Inilah Yesus dari Nazaret di Galilea.” (Matius 21:10-11)
Seluruh orang di kota Yerussalem berkata Yesus adalah seorang Nabi dari Nazaret, Yesus tidak memprotes sebutan itu, karena memang dia hanyalah Nabi. Sayang sekali istilah “Nabi Yesus” tidak popular, yang popular adalah “Nabi Isa”. Mungkin terdengar janggal jika ada yang menyebut “Nabi Yesus”. Padahal Yesus tidak melarang orang memanggilnya “Nabi Yesus”. Orang yang hidup sezaman dan sempat berdialog dengan Yesus, tahu bahwa Yesus bukan Tuhan. Bagaimana mungkin orang yang datang ratusan bahkan ribuan tahun kemudian, mengatakan Yesus itu bukan nabi dia adalah Tuhan????
- Setiap yang mengatakan bahwa Yesus adalah nabi, pasti bukan Tuhan!
- Yesus seorang Nabi-nya Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan !!
28. Yesus merasa lapar dan mengutuk pohon ara
“Pada pagi-pagi hari dalam perjalanan-Nya kembali ke kota, Yesus merasa lapar. Dekat jalan Ia melihat pohon ara lalu pergi ke situ, tetapi Ia tidak mendapat apa-apa pada pohon itu selain daun-daun saja. Kata-Nya kepada pohon itu : “Engkau tidak akan berbuah lagi selama-lamanya!” dan seketika itu juga keringlah pohon ara itu.” (Matius 21:18-19)
Sangat manusiawi sekali jika Yesus merasa lapar, sebab namanya manusia pasti merasakan lapar. Ini membuktikan bahwa Yesus hanyalah manusia biasa, bukan Tuhan. Sangat tidak masuk akal jika Tuhan merasa lapar. Yang lebih tidak rasional yaitu bagaimana mungkin hanya karena Yesus tidak mendapatkan apa yang dia inginkan dari pohon ara tersebut yaitu buahnya, lalu pohon ara tersebut dikutuknya. Tentu menjadi pertanyaan, apakah kesalahan dari pohon ara tersebut? Jika Yesus itu Tuhan, sebenarnya tanpa mendekatpun mestinya dia tahu, bahwa pohon ara tersebut tidak ada buahnya. Dan jika Yesus itu Tuhan, mestinya dia Maha Tahu dan pasti dia akan tahu musim berbuah. Dan walaupun bukan musim berbuah, jika Yesus itu adalah Tuhan, tentu dia bisa memerintahkan kepada pohon ara tersebut untuk mengeluarkan buahnya. Jika pohon ara tersebut bisa mengeluarkan buahnya, justru akan menambah keyakinan pada muridnya bahwa Yesus adalah Tuhan. Tetapi hal itu tidak dilakukan Yesus, sebab memang dia bukan Tuhan, jadi dia tidak berkuasa memerintahkan pohon ara itu untuk mengeluarkan buahnya.
- Setiap yang merasa lapar, pasti dia bukan Tuhan.
- Yesus merasa lapar, berarti Yesus bukan Tuhan.
- Setiap yang tidak bisa memerintahkan pohon mengeluarkan buahnya, pasti bukan Tuhan.
- Yesus tidak bisa memerintahkan pohon untuk mengeluarkan buahnya, berarti Yesus bukan Tuhan.
- Setiap yang tidak tahu musim buah, pasti dia bukan Tuhan.
- Yesus tidak tahu musim buah, berarti Yesus bukan Tuhan.
[1363]. Ayat ini menegaskan pandangan Islam terhadap kedudukan lsa a.s.
29. Dialog Yesus dengan orang Farisi
“Guru, hokum manakah yang terutama dalam hokum taurat?” Jawab Yesus kepadanya : “Kasihanilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.” (Matius 22:36-37)
Orang-orang Farisi yang hidup sezaman dengan Yesus, bahkan mereka bisa berbicara bertatap muka langsung dengan Yesus, memanggil Yesus “Guru” bukan “Tuhan”. Ini membuktikan bahwa Yesus bukan Tuhan. Yesus menjawab “Kasihanilah Tuhan, Allahmu … dst …”. Jika Yesus itu adalah Tuhan, mestinya dia katakana “Kasihanilah Aku sebab akulah Tuhan, Allahmu.” (Matius 22:36-37)
- Setiap yang mengasihi Tuhan, pasti bukan Tuhan.
- Yesus mengasihi Tuhan, Allahnya, berarti Yesus bukan Tuhan.
- Setiap orang yang dipanggil Guru, pasti bukan Tuhan.
- Yesus dipanggil guru berarti Yesus bukan Tuhan.
30. Yesus tidak tahu hari kiamat
Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun tahu , malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri.” (Matius 24:36)
Berbicara tentang kapan datangnya hari kiamat, Yesus berterus terang bahwa tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga pun tidak tahu, dan Yesus sendiri tiak tahu kapan hari kiamat tiba, kecuali hanya Allah yang tahu. Jika Yesus itu Tuhan, mestinya dia tahu kapan datangnya hari kiamat itu. Wajar jika ia tidak tahu, sebab memang dia itu hanyalah seorang nabi atau Rasul, bukan Tuhan!
- Setiap yang tidak tahu tentang hari kiamat, pasti bukan Tuhan!
- Yesus tidak tahu kapan datangnya hari kiamat, berarti Yesus bukan Tuhan.
- Setiap yang memanggil Bapa kepada Tuhannya, pasti bukan Tuhan.
- Yesus memanggil Bapa kepada Tuhannya, berarti Yesus bukan Tuhan!!
Sudah pasti dia bukan TUHAN
Maha suci Allah dari sifat – sifat manusia
Salam kenal kang Chris.
Kang tolong tanyakan pada pastur atau biarawati kenalan akang (kalau punya kenalan lho kang), mengapa pastur dan biarawati itu kok gak mau kawin ?
Besok sorganya sama apa nggak dg orang yg kawin ? seandainya orang yang kawin ini juga masuk sorga lho !
Makasih kang.
Anda salah kang pipit
Siapa blg mereka tdk Kawin?
Kalo tidak nikah baru bener heer
O iya kang gue salah. kawin dan nikah kagak sama ya kang. he he he. ……
Kalian orang Kristen baca Encyclopedia of Britanica, biar melek sejarah sedikit. Ilmu kristen yang kalian dapat itu cuma turunan. Kalian tidak tahu sejarah. Disana dinyatakan bahwa tahun 325M dinatakan bahwa penetapan 4 Injil yang sah dan menyingkirkan ribuan injil yang ada, serta mnobatkan Yesus menjadi Tuhan sekaligus anakNya. Ini dilakukan oleh Kaisar Constantine yang beragama paganisme. Nanti setelah 371M barulah orang-orang Kristen punya tuhan ketiga yaitu Roh Kudus. Baca.. itu sejarah kalian!
Ampuni mereka ya Tuhan Yesus, mereka tidak tau apa yg mereka katakan.
wkwkwkw
Berilah hidayah kepada mereka ya Allah, karena mereka telah berbuat keji dengan terang2an menyekutukan-Mu dengan manusia…
Berilah hidayah kepada mereka ya Allah, mereka telah berbuat keji dengan mengatakan tuhan mati, bahkan hingga saat ini mengabadikan salib alat penyiksa dan pembunuh “tuhan” sebagai identitas mereka
Ya Allah, azab lah mereka karena tidak menggunakan akal yang telah engkau anugerahkan
Aaamiinn….
Assalamu ‘alaikum…
Mengenai Tuhan anak Daud, saya berikan kutipan Bibel KJV berikut ini:
29: And as they departed from Jericho, a great multitude followed him.
30: And, behold, two blind men sitting by the way side, when they heard that Jesus passed by, cried out, saying, Have mercy on us, O Lord, thou son of David.
31: And the multitude rebuked them, because they should hold their peace: but they cried the more, saying, Have mercy on us, O Lord, thou son of David.
Kata yang diterjemahkan menjadi “Tuhan” adalah “Lord”. Dalam bahasa Inggris, lord bisa berarti tuan, pemimpin, guru (orang yang mengajarkan ilmu dan kebajikan), orang yang dihormati (karena kekayaan, kekuasaan, keilmuan dan lain-lain), penguasa dan lain sebagainya yang posisinya (dianggap) (lebih) tinggi dalam suatu komunitas. Secara umum, “lord” adalah gelar yang menandakan kehormatan seseorang. Dan memang kata “lord” juga bisa diartikan “tuhan”, akan tetapi dalam ayat ini dan ayat-ayat yang lain, artinya bukan “tuhan” tetapi “tuan”.
Menurut Oxford Dictionary of English, etimologi kata “lord” berasal dari kata Old English (OE) “hlāford” yang berasal dari kata “hlāfweard” yang berarti “loaf-ward” atau “bread keeper” (pembuat/penjaga roti), yang menggambarkan tradisi penguasa atau kepala suku Jerman yang menyediakan makanan bagi para pengikutnya (rakyatnya). Silakan jalan-jalan ke sini https://en.wikipedia.org/wiki/Lord
Baik, cukup penjelasan mengenai kata lord dan kembali ke ayat-ayat diatas. Pada ayat 30 disebutkan ada dua orang buta. Pertanyaan logis: Apakah orang buta bisa melihat Tuhan, dimana orang yang tidak buta saja tidak bisa melihat Tuhan?
Intinya, menurut saya secara logika, kedua orang buta tadi adalah pengemis dan meminta sedekah atau meminta makan kepada Yesus. Seperti kebanyakan orang jika meminta sesuatu kepada orang lain, maka dia akan menggunakan bahasa yang halus, menyanjung atau meninggikan sehingga orang tersebut mau memberikan apa yang dia minta. Mungkin, jika Yesus hidup di zaman sekarang, orang buta tadi akan bilang “Have mercy on us, Sir, you son of David” yang artinya “Pak, Anak Daud, kasihanilah kami”.
Saya pernah melihat video yang menampilkan Injil terjemahan Indonesia menggunakan edjaan lama (djadoel). Saya lupa Injil mana, pasal berapa dan ayat berapa. Tapi yang jelas, disitu tertulis “toewan” atau “tuwan” yang berarti “tuan” dalam ejaan yang disempurnakan. Saya yakin itu adalah terjemahan kata “lord” seperti yang sudah saya jelaskan diatas. Namun, dalam video itu juga ditampilkan Injil terjemahan Indonesia yang terbit beberapa tahun kemudian yang telah menggunakan EYD dan kata yang seharusnya “tuan” telah berubah menjadi “Tuhan”. Lihat sini untuk referensi https://umarabdull.wordpress.com/2016/04/07/maka-yohanes-pun-ikut-bingung/
Para ahi sejarah sepakat bahwa Yesus dan murid-muridnya mayoritas menggunakan bahasa Aramaic atau Aram (lebih tepatnya bahasa Aramaic orang Yahudi Palestina), bahasa yang umum di kalangan orang Judea pada abad pertama Masehi. Sumbernya ini https://en.wikipedia.org/wiki/Language_of_Jesus
Dan kata “lord” diterjemahkan dari kata Aramaic “mar” atau “mor” yang memang berarti “lord” dalam bahasa Inggris seperti penjelasan diatas. https://en.wikipedia.org/wiki/Mor_(honorific)
Maka jelaslah arti sebenarnya adalah “tuan”, bukan “Tuhan”. Lalu kenapa dari “tuan” berubah jadi “Tuhan”? Lihat artikel “Maka Yohanes pun Ikut Bingung” di tautan diatas. Masa kitab suci bisa seenaknya diubah?
Intinya adalah mereka mengubek-ubek Bibel untuk mendapatkan ketegasan tentang ketuhanan Yesus yang ternyata memang tidak ada. Makanya, dalam terjemahan Indonesia terdapat perbedaan antara edisi lama dengan yang baru yang sudah pasti dipaksakan untuk melegalisasi anggapan mereka tentang ketuhanan Yesus.
Al-Qur’an diturunkan hampir 15 abad yang silam dan sampai sekarang tetap sama alias tidak berubah karena Allah sendiri yang menjaganya. Al-Qur’an telah diterjemahkan ke hampir seluruh bahasa yang dikenal manusia. Al-Qur’an hanya satu, tidak ada variasi atau versi lain. Al-Qur’an yang asli adalah berbahasa dan bertulisan Arab. Beberapa ulama berbeda pendapat apakah Al-Qur’an berbahasa dan bertuliskan Arab yang disertai terjemahan dalam bahasa lain itu disebut Al-Qur’an. Dan jika hanya terjemahan saja maka bukan dinyatakan sebagai Al-Qur’an. Saya sering bertandang ke toko buku. Saya belum pernah menjumpai Bibel bahasa asli atau Bibel berbahasa asli beserta terjemahannya. Yang saya temui hanya Bibel terjemahan Indonesia dan Inggris.
Meskipun barbahasa Arab, semua Muslim di seluruh dunia pernah membaca Al-Qur’an kecuali Muslim yang tidak pernah sholat karena bacaan dalam sholat adalah Al-Qur’an, misal surat-surat pendek yang dibaca setelah Al-Fatihah. Meskipun berbahasa Arab, namun jutaan Muslim di dunia hafal Al-Qur’an di luar kepala, bahkan anak kecil.
Mohon maaf jika komentar saya ini terlalu panjang. Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan ridla-Nya kepada kita semua. Amin, yaa Robbal ‘alamin…
Wassalamu ‘alaikum…