Kemudian Kami jadikan nutfah itu ‘alaqah. Lalu ‘alaqah tadi Kami jadikan mudgah, ….” (QS.Al-Mukminun 23:14)

Ayat di atas merupakan firman Allah SWT mengenai tahapan kejadian manusia sejak berupa air mani (nutfah) sampai menjadi janin di dalam kandungan ibu. Suatu mukjizat karena pada 1400 tahun yang lalu belum ada ilmu kedokteran dan teknologi USG yang bisa menjelaskan secara akurat tahapan terjadinya bayi. Aristoteles memang telah menulis tantang tahap pertumbuhan embrio anak ayam pada abad ke 4 SM. Galen menulis buku tentang plasenta dan selaput fetal di abad ke-2 M. Gambar janin dalam kandungan baru dilukis oleh Leonardo da Vinci di abad ke-15 M. Leeuwenhoek dengan mikroskop sederhana mengamati tahap perkembangan embrio anak ayam pada 1673. Sedangkan tahap perkembangan embrio manusia baru dirinci pada 1941. Tafsir Departemen Agama mengartikan kata ‘alaqah sebagai “segumpal darah” dan kata mudgah diartikan sebagai “segumpal daging”. Suatu terjemahan yang mudah dimengerti umum.

Seorang dokter Muslim, Ibrahim B. Syed, dari Fakultas Kedokteran Universitas Louiseville, Kentucky, Amerika Serikat, mengungkapkan hasil temuannya yang berbeda. Menurutnya, kata ‘alaqah dalam bahasa Arab mempunyai dua pengertian. Pertama, sesuatu yang menempel dan menyangkut pada sesuatu yang lain. Ini menggambarkan tentang terjadinya proses penyangkutan, lalu menempel dan tertanamnya blastocyst ke lapisan kompak endometrium. Suatu proses mengagumkan yang mustahil diketahui orang 14 abad yang lalu. Kedua, ‘alaqah berarti lintah (leech), binatang pengisap darah. Embrio manusia melekat di dinding endometrium dari uterus, dengan cara persis seperti seekor lintah yang melekat di kulit kita.

Seperti lintah yang mengisap darah korban, embrio manusia juga mengisap darah, nutrisi dari dinding endometrium sang ibu hamil. Lebih ajaib lagi, bentuk embrio pada umur 24 hari juga miirp sekali dengan bentuk seekor lintah. Pada abad-7 M belum ada mikroskop, jadi bagaimana mungkin nabi Muhammad SAW bisa menggambarkan bahwa calon manusia di perut ibu awalnya berbentuk seperti lintah? Allaahu Akbar.

Al-Qur’an melanjutkan bahwa pada tahap berikutnya bentuk lintah tadi dijadikan Allah sebagai mudgah. Terjemah Indonesianya ialah “segumpal daging”. Namun, Dr.Ibrahim B.Syed mengutarakan bahwa arti asli dari mudgah adalah sesuatu yang bekas digigit (chewed substances or chewed lumps). Nah, gambar foto ukuran 4 minggu ternyata menyerupai daging yang ada bekas deretan gigi yang menggigitnya. Deretan yang mirip bekas gigitan itu adalah bakal tulang punggung dan kerangka utama sang bayi nantinya.

Paparan beliau semakin memantapkan keyakinan kita bahwa Al-Qur’an adalah mukjizat luar biasa. Dia berisi isyarat-isyarat sains dan teknologi yang akan terbukti satu per satu, untuk meyakinkan orang yang masih ragu bahwa Al-Qur’an adalah petunjuk hidup di segala bidang di dunia ini. Wallahu a’lam.

Sumber: “Mukjizat Sains dalam Al Qur’an” oleh Ir. H. Bambang Pranggono, MBA., IAI