Berikut ini adalah plintiran mereka mengenai jalan ke surga dalam http://pakdnono.wordpress.com/

JALAN KE SYURGA

Agama dengan syariat-syariatnya harus ditaati dan dilaksanakan sepanjang umur hidup manusia. Manusia juga diharuskan untuk selalunya bermurah hati. Hanya apabila manusia dapat menjalankan segala hal-hal tersebut dengan penuh maka manusia dapat mencapai Syurga. Mungkinkah kita hidup kehidupan kita dengan sempurna?

Berapa tekunkah kita sepatutnya menjalankan syariat-syariat agama ataupun berapa banyakkah kita berkemurahan hati agar dapat masuk ke Syurga? Kami semua telha berdosa; bahkan perbuatan kami yang terbaik pun kotor dan najis. Kerana dosa kami, kami akan lenyap seperti daun layu diterbangkan angin.

Adakah tolok ukur yang pasti apabila menjalankan hal-hal tersebut agar kita dapat masuk Syurga? Tidak ada!

Kita semua seperti domba yang sesat, masing-masing mengikut jalan sendiri. Tetapi Allah menjatuhkan hukuman kepadanya, hukuman yang seharusnya dijatuhkan kepada

“Indinash shiraathal mustaqiim”

Tunjukilah kami jalan yang lurus …

dengan PEDEnya mereka mengatakan bahwa

Adakah tolok ukur yang pasti apabila menjalankan hal-hal tersebut agar kita dapat masuk Syurga? Tidak ada!

untuk masuk surga sangat mudah dan dangat murah, yaitu dengan bertaqwa kepada Allah, bertaqwa dalam arti yang sebenar benarnya yaitu menjalankan semua yang di perintahkan nya dan menjauhi larangan nya, bahkan ada amalan amal tertentu yang bisa membuat kita masuk surga, mari kita simak salah satu hadis yang sangat terkenal ini

Telah bercerita kepada kami Sa’id bin Abu Maryam telah bercerita kepada kami Muhammad bin Mutharrif berkata telah bercerita kepadaku Abu Hazim dari Sahal bin Sa’ad radliallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Di surga ada delapan pintu, diantaranya ada yang dinamakan pintu ar-Rayyan yang tidak akan memasukinya kecuali orang-orang yang berpuasa”.

Kita semua seperti domba yang sesat, masing-masing mengikut jalan sendiri. Tetapi Allah menjatuhkan hukuman kepadanya, hukuman yang seharusnya dijatuhkan kepada

“Indinash shiraathal mustaqiim”

Tunjukilah kami jalan yang lurus …

apa jalan yang lurus itu?

Para ahli tafsir dari kalangan ulama Salaf dan ulama Khalaf berbeda dalam menafsirkan lafaz Sirat ini, akan tetapi mempunya makna yang sama yaitu mengikuti perintah Allah dan Rasulnya

diantara mereka ada yang menafsirkan dengan Kitabullah (Alquran), ada yang mengartikan Agama islam sebagai satu satunya agama yang di ridhoi oleh Allah SWT, dan ada juga yang mengartikan , bahwa jalan yang benar itu adalah Nabi Muhammad

Semua pendapat diatas benar dan saling menguatkan,