A. Proses Turunnya Al-Qur’an
Dalam pembahasan proses turunnya Al-Qur’an kali ini, kita hanya akan mengulas sedikit materi sebelumnya, karena telah dibahas oleh kelompok sebelumnya.
Proses turunnya ada 2 tahap, yaitu:
1. Dari Lauhil Mahfuz ke sama’ (langit) dunia secara sekaligus pada malam Lailatul Qadar.
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى
Artinya:
Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang batil) (Q.S. Al-Baqarah : 185).
2. Dari sama’ dunia ke bumi secara bertahap
Al-Qur’an dalam satu riwayat diturunkan dalam tempo 22 tahun 2 bulan 22 hari, yaitu dari malam 17 Ramadhan tahun 41 Nabi, sampai 9 Dzulhijjah Haji Wada’ tahun 63 dari kelahiran Nabi atau tahun 10 H.
Firman Allah dalam surat Al Isra’:
Artinya :
Dan Al-Qur’an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.
Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, melalui Malaikat Jibril, tidak secara langsung melainkan turun sesuai dengan kebutuhan. Sering pula wahyu turun untuk menjawab pertanyaan para sahabat yang dilontarkan kepada Nabi atau membenarkan tindakan Nabi SAW. Banyak pula ayat atau surat yang diturunkan tanpa melalui latar belakang pertanyaan atau kejadian tertentu.
Anggapan bahwa Alquran itu susunannya kacau-balau adalah salah besar, karna Alquran susunannya sudah ditentukan oleh Allah SWT,
Beberapa riwayat menyebutkan bahwa Nabi Muhammad memberi instruksi kepada para penulis tentang letak ayat pada setiap surah. `Uthman menjelaskan baik wahyu itu mencakup ayat panjang maupun satu ayat terpisah, Nabi Muhammad selalu memanggil penulisnya clan berkata, "Letakkan ayat-ayat tersebut ke dalam surah sepetrti yang beliau sebut." Zaid bin Thabit menegaskan, "Kami akan kumpulkan Al-Qur’an di depan Nabi Muhammad." Menurut `Uthman bin Abi al-‘As, Malaikat Jibril menemui Nabi Muhammad memberi perintah akan penempatan ayat tertentu.
AI-Kalbi melaporkan dari Abu Sufyan tentang Ibn ‘Abbas tentang ayat,
"Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah."
Ia menjelaskan, "Ini adalah ayat terakhir yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad. Malaikat Jibril turun dan minta meletakannya setelah ayat ke dua ratus delapan puluh dalam Surah al-Baqarah
dan masih banyak riwayat lagi yang lainnya
B. Hikmah Al-Qur’an Diturunkan Secara Berangsur-Angsur
Turunnya Al-Qur’an secara bertahap, tidak hanya disebabkan karena Al-Qur’an itu lebih besar dari kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah sebelumnya, melainkan ada beberapa hikmah lainnya.
Turunnya Al-Qur’an secara berangsur-angsur itu mengandung hikmah yang nyata serta rahasia mendalam yang hanya diketahui oleh orang-orang yang alim atau pandai. Dari penjelasan sebelumnya, kita dapat menyimpulkan hikmah turunnya Al-Qur’an secara berangsur-angsur, diantaranya:
1. Meneguhkan hati Nabi Muhammad SAW
Ketika berdakwah, Nabi kerap kali berhadapan dengan para penentang yang memiliki sikap dan watak begitu keras. Meraka senantiasa mengganggu dengan berbagai macam gangguan dan kekerasan. Mereka senantiasa melemparkan berbagai ancaman dan gangguan kepada Nabi.
Wahyu turun kepada Rasulullah dari waktu ke waktu sehingga dapat meneguhkan hatinya terhadap kebenaran dan memperkokoh zamannya untuk tetap melangkahkan kaki dijalan dakwahnya tanpa ambil peduli akan perlakuan jahiliyah yang beliau hadapinya dari masyarakatnya sendiri, karena yang demikian itu hanyalah kabut dimusim panas yang segera lenyap.[4]
Dalam surat Al-An’am Allah berfirman:
Artinya:
Sesungguhnya Kami mengetahui bahwasanya apa yang mereka katakan itu menyedihkan hatimu, (janganlah kamu bersedih hati), karena mereka sebenarnya bukan mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah. Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Allah kepada mereka. Tak ada seorangpun yang dapat merobah kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Dan sesungguhnya telah datang kepadamu sebahagian dari berita rasul-rasul itu.(Al-An’am: 33-34)
Allah menjelaskan kepada Rasulullah tentang sunnah-Nya yang terjadi kepada para nabi terdahulu yang didustakan dan dianiaya oleh kaum mereka, tetapi mereka tetap bersabar sehingga datang pertolongan Allah. Kaum Rasulullah itu pada dasarnya, mendustakannya hanya karena kesombongan mereka. Disini beliau menemukan suatu “Sunnah Ilahi” dalam perjalanan para nabi sepanjang sejarah, yang dapat menjadi hiburan dan penerang baginya dalam menghadapi gangguan, cobaan, dan sikap mereka yang selalu mendustakan dan menolaknya.
Al-Qur’an juga memerintahkan Nabi Muhammad agar bersabar seperti para rasul sebelumnya,
Artinya:
Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) suatu pelajaran yang cukup, maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik. (Al-Ahqaf : 35)
Hati beliau menjadi tenang, sebab Allah telah menjamin akan melindunginya dari gangguan orang-orang yang mendustakannya, dan setiap kali penderitaan Rasulullah bertambah karena didustakan oleh kaumnya dan merasa sedih karena penganiayaan mereka, maka Al-Qur’an turun untuk melepaskan derita dan menghiburnya serta mengancam orang-orang yang mendustakan bahwa Allah mengetahui dan akan membalas apa yang mereka lakukan itu.
Contoh lain ayat-ayat Al-Qur’an yang turun sebagai penenang dan penghibur Rasulullah misalnya:
Artinya:
Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia.Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.(Q.S. Al-Maidah:67)
Artinya:
Dan supaya Allah menolongmu dengan pertolongan yang kuat (banyak).(Q.S. Al-Fath: 3)
Artinya:
Allah telah menetapkan: "Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang". Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.(Q.S.Al-Mujadilah: 21)
Demikianlah, ayat-ayat Al-Qur’an itu turun kepada Rasulullah secara berkesinambungan sebagai penghibur dan pendukung sehingga beliau tidak dirundung kesedihan dan dihinggapi rasa putus asa. Didalam kisah para Nabi itu terdapat teladan baginya. Dalam nasib yang menimpa orang-orang yang mendustakan terdapat hiburan baginya. Dan dalam janji akan memperoleh pertolongan Allah terdapat berita gembira baginya. Setiap kali ia merasa sedih sesuai dengan sifat-sifat kemanusiaannya, ayat-ayat penghibur pun datang berulang kali, sehingga hatinya mantap untuk melanjutkan dakwah, dan merasa tentram dengan pertolongan Allah.
2. Mempermudah dalam menghafal Al-Qur’an dan memberi pemahaman bagi kaum muslimin
3. Tadarruj (selangkah demi selangkah) dalam menetapkan hukum samawi
Hikmah yang selanjutnya adalah tadarruj (berangsur-angsur) dalam penetapan hukum. Hikmah Allah memutuskan demikian ini dengan tujuan mengalihkan dari beberapa aqidah menjadi satu aqidah, mengeluarkan mereka dari berhala kepada agama, dari sangkaan dan dugaan kepada kebenaran serta dari tidak iman menjadi keimanan.
Setelah itu langkah pemantapan dan pelestarian iman diteruskan dengan ibadah. Ibadah yang mula-mula ditekankan adalah shalat, yaitu pada masa sebelum hijrah, kemudian diikuti dengan puasa dan zakat, yaitu pada tahun yang kedua hijrah dan yang terakhir adalah ibadah haji yaitu pada tahun keenam hijrah.[8]
Demikian pula halnya dengan kebiasaan yang sudah membudaya dikalangan mereka, Al-Qur’an pun menggunakan metode yang sama. Pertama-tama dititik beratkan kepada masalah dosa-dosa besar, kemudian menyusul dosa-dosa kecil (hal-hal yangdisepelehkan). Selanjutnya selangkah demi selangkah, mengharamkan perbuatan yang sudah mendarah daging bagi mereka seperti : khamar, judi, dan riba.
Sebagai contoh yaitu dalam penetapan dalam kasus pengharaman minuman keras,
a. Tahap pertama
Artinya:
Dan dari buah korma dan anggur, kamu buat minimuman yang memabukkan dan rezki yang baik. Sesunggguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkan. (An- Nahl 67)
Dalam ayat ini, menyebutkan tentang nikmat atau karunia Allah. Allah menjelaskan bahwa Dia telah memberi kaunia dua jenis pohon kepada manusia, yaitu anggur dan kurma. Dan dari keduanya dapat diperoleh minuman keras dan rezeki yang baik bagi manusia yaitu berupa makanan dan minuman. Para Ulama sepakat bahwa pemberian predikat baik adalah pada rezeki bukan pada mabuknya. Dengan demikian, pujian Allah hanya ditujukan pada rezeki bukan pada mabuknya. Dari perbandingan diatas, orang-orang yang befikir akan mengetahui perbedaannya dengan jelas.
b. Tahap kedua
Turun firman Allah.
Artinya:
Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfa’atnya". Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: "Yang lebih dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir,(Q.S. Al-Baqarah: 219)
Dalam ayat ini, membadingkan antara manfaat khamr seperti kesenangan , kegairahan, atau keuntungan karena memperdagangkannya, dengan bahaya yang berupa dosa, bahaya kesehatan tubuh, merusak akal, menghabiskan harta dan membangkitkan dorongan untuk berbuat dosa. Ayat ini merupakan cara halus untuk menjauhkan khamr dengan menonjolkan bahayanya.
c. Tahap ketiga
Dalam tahap ini terdapat larangan tegas berupa diharamkannya khamr terhadap mereka dalam waktu shalat saja agar mereka sadar dari mabuknya.
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pema’af lagi Maha Pengampun. (Q.S. An-Nisa: 43)
d. Tahap terakhir
Dalam tahap ini sudah ada larangan tegas dan pasti akan pengharaman khamr dalam segala waktu.
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu). (Al-Maidah: 90-91)
Dengan demikian sempurnalah pengharaman Khamr secara berangsur-angsur. Itulah langkah-langkah dalam penanggulangan penyelewengan masyarakat yang ditempuh oleh Islam.
4. Petunjuk terhadap asal (sumber) Al-Qur’an bahwasanyan Al-Qur’an diturunkan dari zat yang maha bijaksana lagi terpuji
Al-Qur’an yang turun secara berangsur-angsur kepada Rasulullah dalam waktu yang lebih dari dua puluh tahun ini, ayat-ayatnya turun dalam waktu-waktu tertentu, orang-orang membacanya dan mengkajinya surat demi surat. Ketika itu mereka mendapati rangkaiannya yang tersusun cermat sekali dengan makna yang saling bertaut, dengan gaya redaksi yang begitu teliti, ayat demi ayat, surat demi surat, yang saling terjalin bagaikan untaian mutiara yang indah yang belum pernah ada bandingannya dalam perkataan manusia.
Artinya:
Alif laam raa, (inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari sisi (Allah) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu, (Q.S. Huud: 1)
Hadist-hadist Rasulullah SAW sendiri yang merupakan puncak kefasihan sesudah Al-Qur’an, tidak mampu membandingi keindahan bahasa Al-Qur’an, apalagi ucapan dan perkataan manusia biasa.
“Katakanlah; sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa dengan Al-Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun sebagian dari mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain.” (Al-Israa’: 88)
Seperti yang telah dikemukakan oleh oleh Syekh Muhammad Abdul Azhim Az-Zarqani dalam kitabnya Manahilul Irfan, beliau mengemukakan secara tegas”memberi petunjuk terhadap sumber Al-Qur’an bahwa Al-Qur’an adalah kalm Allah semata, dan bukan merupakan kata-kata nabi Muhammad atau makhluk lainnya” beliau menjelaskan bahwa: “Kami telah membaca Al-Qur’an hingga tamat ternyata rangkaian kata-katanya begitu teratur jalinannya, lembut susunan bahasanya, begitu kuat kaitannya. Satu sama lainnya saling berhubungan, baik antara satu surat dengan yang lainnya, ayat-ayat yang satu dengan yang lainnya mampu dilihat dari secara keseluruhan dari mulai alif sampai dengan ya’ mengalir darah kemukjizatannya, seolah-olah Al-Qur’an merupakan suatu gumpalan yang tidak dapat terpisahkan. Di antara bagian-bagiannya tidak terpisah-pisah, Al-Qur’an tidak ubahnya bagaikan untaian mutiara atau sepasang kalung yang menarik perhatian. Huruf-huruf dan kata-kata kalimatnya, dan ayat-ayatnya tersusun secara sistematis.
Semua makhluk termasuk Nabi Muhammad pun tidak akan dapat membuat sebuah kitab yang baik dan rapi antara satu dengan yang lainnya, kokoh rangkaian kalimatnya, saling berkaitan dari awal hingga akhir serta sesuai susunannya dengan berbagai faktor di luar Kemampuan manusia, yaitu beberapa peristiwa dan kejadian, yang masing-masing dari uraian kitab ini bisa mengiringi dan menceritakan kejadian tersebut, sebab demi sebab, faktor demi faktor sejalan dengan berbagai faktor yang berbeda latar belakangnya padahal masa penyusunan ini berjauhan dan masa turunya cukup lama.
Usaha untuk menyamai kerapian dan keserasian susunan Al-Qur’an tidak mungkin dapat berhasil dan bahkan sedikitpun tidak dapat mendekati pola ini, baik sabda Rasulullah sendiri ataupun perkataan para sastrawan maupun lainnya. Hal itu tidak mungkin terjadi dan tidak akan terjadi. Siapa saja yang berusaha ke arah itu, ia akan sia-sia belaka. Oleh karena itu Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur karenamerupakan Kalam Allah yang Maha Esa. Itulah hikmah yang sungguh agung yang secara tegas menunjukkan kepada makhluk-Nya tentang sumber Al-Qur’an.
5. dan masih banyak hikmah yang lainnya
CONTOH RAHASIA PENEMPATAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN
Mari kita ambil satu contoh ayat dan penempatannya :
Kitab (al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, QS.2:2
Allah SWT menegaskan pada awal-awal al-Qur’an dengan menyebut bahwa Al-Qur’an adalah kitab yang tidak ada keraguan sedikitpun di dalamnya, padahal Allah SWT bisa saja menyebutkan al-Qur’an sebagai kitab yang Agung, Mulya dan lain sebagainya pada awal-awal al-Qur’an.
Hal ini sebagai jaminan dari Allah dan jaminan harus diletakkan pertama kali agar orang-orang yang ingin mempelajari kandungan al-Qur?an lebih jauh mempunyai keyakinan bahwa al-Qur?an adalah kitab yang isinya tidak ada keragu-raguan sedikitpun, jaminan ini diperlukan karena al-Qur?an adalah kitab petunjuk yang tentunya tidak boleh ada keraguan sedikitpun dalam petunjuk tersebut.
Mari kita ambil lagi susunan ayat yang oleh orang-orang Orientalis dan orang-orang Kristen dibilang tidak beraturan :
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, yang diterkam binatang buas, kecuali yang sem-pat kamu menyembelihnya, dan (diharam-kan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (di-haramkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah ke-fasikan.
Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku.
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu.
Maka barangsiapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa,sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. QS. 5:3
Wahyu-wahyu tersebut tersusun dalam satu ayat, namun wahyu-wahyu tersebut tidak turun dalam waktu yang bersamaan, paragraf ketiga adalah wahyu yang turun terakhir, sementara paragrap pertama, kedua dan ke empat turun jauh sebelumnya.
Menurut orang-orang Orintalis dan orang-orang Kristen susunan tersebut amburadul, lihat saja dari paragraf pertama yang bicara soal halal haram langsung loncat ke masalah tidak boleh takut kepada orang-orang kafir pada paragraf kedua, lalu disusul tentang kesempurnaan agama dan nikmat lalu loncat ke masalah makanan.
Sepintas sepertinya benar tuduhan mereka tentang ketidak-teraturan susunan al-Qur’an, tetapi justru susunan tersebut sangat teratur dan harmonis, lihat keteraturan ayat tersebut berikut ini :
Bahwa nabi Muhammad saw diutus untuk memperbaiki aklaq manusia di mana mereka saat itu salah satunya adalah terbiasa memakan bangkai, mence-kik hewan untuk dimakan supaya nikmat karena ada darahnya, mengundi nasib, seperti paragrap pertama.
Terhadap misi Rasulullah tersebut orang-orang kafir berusaha menghalang-halangi, lalu Allah memberikan kemenangan atas Rasulullah sehingga orang-orang kafir berputus asa untuk menghalangi misi Rasulullah tersebut, seperti paragraf kedua.
Atas kemenangan tersebut Allah SWT menurunkan wahyu -wahyu yang terakhir kali turun- bahwa telah sempurna agama dan nikmat yang Allah berikan seperti yang termuat dalam paragraf ketiga,
Kemudian dalam paragraf ke empat di terangkan bila karena syariat Allah SWT (hukum halal-Haram) orang menjadi kelaparan dan memakan yang haram karena terpaksa maka Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.
Bukankah susunan seperti itu adalah susunan seperti gunung-gunung, daratan, lautan, hutan yang menyebar di seluruh permukaan bumi, yang terkesan tidak teratur tetapi sejatinya harmonis dan seimbang.
Bukankah susunan ayat tersebut terkesan tidak teratur tetapi sejatinya sangat sempurna dan mengagumkan susunannya sebagai petunjuk hidup ?, seperti itu juga ayat-ayat lainnya di susun pada tempat dan urutan yang sangat tepat.
Wallahua’lam…
Penjelasannya masuk akal juga
Tapi kekacauan urutan kitab dalam Quran apakah bukan karena aspek lain yaitu” Sejarah Penyusunannya”?
Bukankah Quran dikumpulkan baru dibukukan , bagaimana mekanisme pengurutan ?
pertanyaan menarik, ada perbedaan yang sanagt mencolok antara ALQURAN dan Bible, silahkan baca ini http://kristolog.com/2013/07/09/rekaman-dan-penyusunan-al-quran/
@om crist
1.Setahu saya quran :
Diturunkan dari langit (lauh mafuz)
Menurut saya berarti quran sudah “jadi” termasuk urutan2an ayat , Hanya kemudian diturunkan kepada muhammad untuk dihafal dan ditulis kembali
Benarkah demikian??
2.Sehubungan dengan penyusunan nya …apakah
Tidak mengikuti apa yang sudah jadi “yg dilauhmahfuz” itu?? (Terlepas dari polemik cara penyusunan/pengumpulan)
Jadi Ide pengumpulan jadi 1 kitab juga muncul belakangan karena kekhawatiran lenyapnya quran secara pelan2 karena penghafal banyak yang mati. Jadi ide kitab spt skrng “tidak dari semula”
Sehingga kesusahan pengumpulan, adanya dialek berbeda2 harusnya tidak perlu terjadi, juga adanya kemungkinan ada ayat2 yang hilang
Mohon tanggapannya…
betul, berarti anda tidak membaca Link yang saya berikan 🙂
semua susunan dan letak ayat sudah ditentukan oleh Allah yang kemudian disampaikan oleh Nabi kepada para sahabat, dan sahabat pun menghafalnya sesuai urutan tersebut, anda bisa melihat buktinya dari beberapa hadis dari artikel yang saya berikan
pada zaman nabi, Alquran disamping di hafal, juga dituslis di lembaran lembaran kulit unta, pelepah kurma dan daun, kemudian setelah Nabi meninggal berulah muncul ide untuk membukukannya, kenapa baru setalah Nabi Meninggal??? karna setelah Nabi meninggal berarti Alquran sudah Komplit dan tidak turun lagi,
dalam pembukuan alquran, sahabat tidak hanya menggandalkan hafalan para penghafal Alquran, akantetapi harus ada bukti suhuf atau lembaran lembaran yang ditulis dihadapan nabi secara langsung juga dan disertai saksinya, perbedaan dialek itu memang pernah terjadi, makanya sahabat Usman Bin Affan marah manakala membaca alquran dengan dialek yang lain, harusnya dialek yang asal yakni dialek Quraisy
bagaimana dengan bible?
1. Tidak ada pesan terakhir dari Muhammad untuk membukukan Quran kalau dia meninggal atau harus diapakan firman2 itu
“Berarti tidak ada wahyu penutup”
2.Lengkap tidaknya Quran bukannya ditentukan oleh Allah/Jibril sebagai pemberi wahyu (otoritas) kalau cukup ya cukup
Bukan berdasar meninggal tidaknya nabi
“Kalau sudah meninggal berarti lengkap” wahyunya berhenti
3. Dari riwayat yg saya baca Ide itu berawal dari “kekhawatiran” makan dikumpulkanlah musaf2 itu, kemudian disempurnakan lagi dengan penyeragaman dialek
Jadi bukan berawal dari pemikiran “Quran sudah lengkap mari kita satukan menjadi buku/kitab”
Apakah benar demikian??
anda ini tidak tahu tetapi sok tahu, bertanyalah sebagaimana layaknya orang bertanya, jangan bersikap seperti ini seolah oleh anda sudah tahu semuanya dan saat ini anda sedang mengkritisi pengetahuan orang lain,
1. perintah untuk menilskan alquran itu sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad masih hidup, bahkan saking menjaganyanya keaslian alquran, beliau melarang menulis apapun kecuali alquran (Ahmad, Vol. 1, halaman 171, dan Sahih Muslim). dan ayat terkhir yang turun adalah
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلامَ دِيناً
“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS. Al-Maidah: 3)
2. Nabi Muhammad adalah utusan Allah, dan Alquran adalah Kitab dari Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad. SAW. apa mungkin Allah SWT sudah mengambil Nabi Muhammad sementara wahyu Alquran belum selesai diturunkan??? lantas mau diturunkan kapada siapa lagi ayat alquran itu? sementara Nabi Muhammad adala Nabi yang terakhir
3. yang dilakukan oleh para sahabat itu adalah pengumpulan sekali lagi Pengumpulan dan mengkompilasi, bukan menulis dari awal, karna suhur suhuf sudah ditulis sejak zaman nabi sebagaimana perintah nabi, mengenai dialek dan tidak ada istilah penyeragaman dialek, karna alquran sudah sejak awal berdialek Quraisy,
bagaimana dengan bible?
Ok sabar Om
1.Saya setidaknya sudah mendapat pengetahuan bahwa urutan Quran yang dibilang kacau balau itu ternyata memang sudah sesuai dengan yang telah tertulis di “Lauh Mahfuz”
Tapi saya ada pertanyaan lagi ayat2 Quran diturunkan bilamana ada suatu peristiwa yang melatarbelakangi sehingga ayat Quran diturunkan sebagai aturan atau petunjuk atau jawaban dalam bersikap atau menyelesaikan masalah tersebut
Jadi hukum sudah tertulis sedang kejadiannya baru terjadi belakangan
Fenomena apa ini? Kalau nubuat bukan spt itu
2. Kembali ke penyusunan
– anda mengakui ada beragam dialek tapi menyangkal penyeragaman dialek
Kalau memang dari awal patokannya dialek Quraisy kenapa bisa terjadi bermacam2dialek?
– apakah dialek mempengaruhi arti dari ayat2 Quran?
– kalau tidak mau dibilang penyeragaman atau standarisasi apa bukti skrip paling tua dari Quran (apakah asli yg ditulis sahabat nabi) atau yang sudah disempurnakan (mungkin tanda baca dll)
Kitab yang sempurna ternyata harus disempurnakan lagi padahal sudah pleg dg yg diLauh Mahfuz
1. islam tidak mengenal namanya nubuat yang sering di elu elukan oleh orang nasrani dalam biblenya yang ternyata banyak nubuat yang meleset, bahkan ketik nubuat itu di ucapkan oleh yesus sendiri, namun banyak informasi yang disampaikan oleh alquran terbukti kebenarannya terutama yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan.
2. coba anda fahami kemantar saya, Alquran itu turun dalam dialeq Quraisy, kemudian ada sahabat dalam menyebarkan islam kepenjuru jazirah arab, mengajarkan alquran dengan dialeq yang disesuaikan dengan lidah suku setempat, hal ini sangat dilarang dan Sahabat Usman Bin affan marah besar, oleh karna itu saat menyebarkan alquran, sahabat Usman juga menyertakan guru guru alquran untuk mengajarinya agar sesuai dengan dialek asal
dialeq tidak mengbah arti dan makna,
bagaimana dengan bible??? sekali lagi bagaimana dg bile???
@oom Christ
Si Okeaza alias purwo alias mie ayam ini itu memang ibarat kuman di sebrang lautan tampak tapi gajah di pelupuk matanya sendiri dia tidak dapat melihatnya.
Sudah jelas di Biblenya banyak kesalahannya dan penyusunannya yang tidak jelas baik siapa yang meriwayatkan atau kevalidannya bahkan bahasa aslinya, tapi dia sudah berani menjudge Kitab suci agama lain padahal yang dia kritisi itu juga bukan hal yang krusial.
Contoh saja masalah bahasa asli. Di Al qurán jelas bahasa asli adalah bahasa yang digunakan oleh Nabinya bahkan sampai dialeknya pun juga harus sesuai dengan dialek Nabinya.
Nah bibel yang paling dianggap asli ternyata berbahasa yunani padahal jelas yesus tidak pernah berbahasa yunani apalagi sampai ke masalah dialeknya. Harusnya itu yang anda kritisi ke pendeta/pastur/ulama anda.
heee iya, makanya pertanyanku dari kemaren g dijawab jawab
@oom christ
Percuma nunggu jawabannya dari dia soalnya menurut oke aza:
“Sebaiknya thread ini lebih banyak menjawab daripada terjebak dalam pertanyaan balik”
Jadi menurut dia, diskusi di sini ga boleh 2 arah tetapi monoton alias dia tanya kita jawab. klo kita tanya balik itu namanya kita terjebak. 😀
kalau dia g ngejawab pertanyanku, maka aku tidak akan menjawab pertanyaannya, masak dia doang yang tanya heee
betul g?
betul sekali oom christ. saya saja nanya juga ga pernah di jawab
dah 2 hari aku tunggu g nongol lagi tu orang
yah positif thinking saja lah oom, mungkin dia lagi sibuk kerja ga cuman ngurusin komen2an di sini. Siapa tahu dia punya anak istri atau keluarga yg harus di hidupinya. hehehe
Btw oom christ, saya rasanya lebih suka tampilan kristolog.com yang sebelumnya euy. jadi bisa jelas komen2nya ke siapa, karena bisa kelihatan dari warnanya (gelap & terang). Kalau sekarang khan tampilannya putih semua jadi harus menyipitkan mata biar ga terlalu silau. hehehe. Just Sharing ajah koq Oom
sebenarnya kalau yang koment langsung membalas dengan mengklik tombol balas, bukan komentar baru yang paling bawah, maka akan lebih mudah mengetahuinya,
tp terimakasih masukannya 🙂
halah si okeaza, si purwo, si mie ayam orang yang sama dalam nama yang berbeda. kalau ngomong ASBUN tanpa data yang valid, tanpa dalil. cuman nuduh tanpa dipikir panjang dahulu. tipikal tidak mau membaca referensi2 yang relevan. tidak merujuk di kitabnya sendiri apalagi dari Qurán. dst22
@arief
Berdakwahlah dengan sabar dan tawakal kalau Tuhan berkehendak tulisan-tulisan anda akan bermanfaat bagi orang lain
Mengoreksi pengetahuan , dan memunculkan pertanyaan bagi orang lain.. apa yang belum diketahui akan yang dianutnya kemudian mencoba mencari jawabnya
Sebaiknya thread ini lebih banyak menjawab daripada terjebak dalam pertanyaan balik
Di sini kapabilitas saya bukan untuk berdakwah, tetapi meluruskan kekeliruan orang2 seperti anda tentang Islam. Karena orang2 seperti anda itu tahu Islam hanya dari katanya si A si B atau dari referensi yang tidak relevan. Contoh saja masalah pengumpulan Qurán di atas. Keliatan sekali anda memang tidak berpikir panjang dalam mengutarakan sesuatu dan banyak membaca referensi tak relevan tentang Islam dan hanya asal jeplak saja.
Bagi saya dan banyak muslim yang sedikit banyak tahu tentang agama Islam merasa geli dengan pernyataan anda dan para penghujat Islam yang seakan2 Kalian tahu banyak tentang Islam tetapi ternyata ilmunya terlihat sekali dangkal bahkan tidak tahu apa2. Contoh saja masalah Isa yang dianggap tuhan dengan dalil dari hadits bahwa Isa akan jadi hakim adil, dst. Bahkan dengan dalil dari Qurán sendiri. Seakan2 anda dan para penghujat Islam tidak tahu bahwa masih banyak orang2 muslim yang masih care dan paham dengan Qurán dan hadits.
Pernyataan anda:
“Sebaiknya thread ini lebih banyak menjawab daripada terjebak dalam pertanyaan balik”
Atas dasar apa anda mengatur2 kami?
Jadi dalam thread ini harus seperti yang anda katakan tanpa ada pertanyaan balik?
Justru diskusi tidak akan menarik jika hanya terjadi komunikasi 1 arah (anda tanya dan kami jawab)
Justru dengan adanya pertanyaan balik (komunikasi 2 arah) tentu akan menjadi diskusi yang menarik, tidak monoton dan akan terjadi kesinkronan pemikiran. Maksudnya kami mengerti dan dapat menilai bagaimana pemahaman dan pola pikir anda tentang suatu topik seperti apa, dan anda pun juga demikian
“Dan ingatlah, ketika Nabi membicarakan secara rahasia, kepada salah seorang dari istri-istrinya (Hafsah), suatu peristiwa. Maka tatkala (Hafsah) menceritakan peristiwa itu (kepada Aisyah), dan Allah memberitahukan hal itu (semua pembicaraan antara Hafsah dengan Aisyah) kepada Muhammad, lalu Muhammad memberitahukan sebagian (yang diberitakan Allah kepadanya), dan menyembunyikan yang sebagian yang lain (kepada Hafsah). Maka tatkala (Muhammad) memberitahukan pembicaraan (antara Hafsah dan Aisyah), lalu Hafsah bertanya: ‘Siapakah yang memberitahukan hal ini kepadamu’. Nabi menjawab: ‘Telah diberitahukan kepadaku, oleh Allah Yang Maha Mengetahui, lagi Maha Mengenal’.” – (QS.66:3)
Mari kita bayangkan “ayat ini ” sudah tertulis di “Lauh Mahfuz” disisi Allah dilangit ke7 turun ke bumi
Oleh Jibril diwahyukan kepada Muhammad
Ditulis dalam Quran yang notabene murni “Firman Allah”
Jika tanda2 kurung di hapus apa yang yang terjadi sungguh “firman yang membingungkan”
Bagaimana dengan bible…
Bible belum tertulis di manapun sebelum segala sesuatu yang tertulis didalamnya terjadi
Bible bukan hasil copy dari langit
tanda kurung adalah penjelasan dari penerjemah alquran, agar orang yang membaca terutama pembaca yang awam mengetahui apa yang dimaksud oleh ayat tersebut. namun dalam teks asli tidak ada tanda kurung/tambahan, tak seorang pun beranimelakukannya, para penerjemah hanya memberi penjelasan dalam terjemahannya saja, itupun mereka kasih tanda kurung agar pembaca bisa membedakan mana terjemahan mana penjelasan
saya akan bertanya seperti anda bertanya kepada saya
1. siapa penulis bible?
2. siapa yang memerintahkan menulis dan untuk apa?
3. bagaimana cara mereka menulisnya? dalam arti sumber bible tersebut mereka peroleh dari mana?
monggo dijawab, sekarang giliran anda yang menjawab pertanyaan saya
*Bible bukan hasil copy dari langit
*Bible ditulis oleh manusia : nabi dan rasul
*Bible bersumber dari pengalaman hidup manusia dan Tuhan yang dicatat dalam bentuk tulisan
*Tidak ada perintah menuliskan Bible
*Akal dan budi manusia yang memungkinkan Bible ada seperti saat ini
*Akal dan budi manusia ada dari Tuhan yang pada gilirannya dipakai Tuhan untuk menyatakan rencana dan kehendakNya melalui Bible
2 Timotius 3:16
” Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.”
Matius 22:37
“Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
Bagaimana dengan Quran adakah “pengalaman” bersama Tuhan … Tidak ada yaa…
Semua sudah jadi tinggal copy aja
Kenapa tidak di copy semua saja yang di “Luh Mahfuz” itu biar tambah lengkap Quran nya tidak sepenggal2 kisah2 nya sehingga tidak memerlukan tanda kurung untuk memperjelas maksudnya
*Bible bukan hasil copy dari langit
berti bible bukan dari tuhan y?
*Bible ditulis oleh manusia : nabi dan rasul
Siapa yang menulis injil matius markus dan lukas dan yohanes?
*Bible bersumber dari pengalaman hidup manusia dan Tuhan yang dicatat dalam bentuk tulisan
jika bersumber dari manusia berarti bukan kitab suci , setuju?
jika bersumber dari tuhan, bagaiman tuhan menurunkannya? dan siapa yang mencatatnya?
*Tidak ada perintah menuliskan Bible
lantas mengapa bible ditulis?
*Akal dan budi manusia yang memungkinkan Bible ada seperti saat ini
oww bible itu adalah karya akal budi manusia?
*Akal dan budi manusia ada dari Tuhan yang pada gilirannya dipakai Tuhan untuk menyatakan rencana dan kehendakNya melalui Bible
maksudnya ape brow?
2 Timotius 3:16
” Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.”
Matius 22:37
“Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
Bagaimana dengan Quran adakah “pengalaman” bersama Tuhan … Tidak ada yaa…
Semua sudah jadi tinggal copy aja
Kenapa tidak di copy semua saja yang di “Luh Mahfuz” itu biar tambah lengkap Quran nya tidak sepenggal2 kisah2 nya sehingga tidak memerlukan tanda kurung untuk memperjelas maksudnya
jadilah patnerdiskusi yang baik, saya baru bertanya satu dan belum selesai tetapi anda sudah bertanya yang lain, kita selesaikan ini dulu
monggo dijawab
anda lupa ya dengan pernyataan saya di thread yang dulu?
Jangan pernah menggunakan kaidah (metode) bahasa Indonesia dalam “menafsirkan” teks bahasa asing seperti bahasa Arab. Tetapi gunakanlah kaidah bahasa Asing tersebut dengan benar dan bahasa Indonesia “menerjemahkan” sesuai kaidah bahasa asing tersebut.
Saya sudah bilang jika bahasa Indonesia itu masih lemah jika dijadikan rujukan/referensi dalam menafsirkan bahasa asing.
Contoh penggunaan kata Dia, di bahasa Arab dan Inggris jelas menunjukkan mana Dia (Male), mana Dia (female) dan mana Dia (No gender). sedangkan bahasa Indonesia semua dipukul rata menjadi DIA, tidak peduli male, female atau No gender.
Oke
Bible bukan dari Tuhan ?
Sudah saya bilang Bible itu pengalaman manusia dengan Tuhan , jadi kata Tuhan disitu apa …bintang tamu apa numpang lewat aja…tentu tidak
Awalnya adalah saat adam jatuh dosa.. bukan manusia yang mencari Tuhan tapi TUHAN YANG MENCARI manusia (coba renungkan maknanya) jangan teksnya
Mengenai penulis injil itu topik lain dan akan berkepanjangan
Tulisan Bible ada karena Tuhan jadi sumber nya tentu Tuhan
Bagaimana Tuhan menurunkan : anda dengan membaca Bible tentu tahu bagaimana Tuhan menyatakan diriNya …berbicara apa maksudNya…aturan yang dibuatNya…
Itu semua di arsip oleh manusia (Nabi , rasul)
Lantas mengapa bible di tulis : nabi dan rasul bukan anak SD/TK … Hal seperti itu saja harus disuruh
Tuhan menurunkan ilmu baca tulis itu untuk apa brooo…?? Bahkan dari jaman Musa sudah ada tulisan dan bacaan
Sayangnya nabi terakhir itu saja yang gak bisa ….
Tulisan Bible ini adalah karya akal budi manusia.. bukan Tuhan atau malaikat yang MENULIS
Itu juga maksudnya Tuhan memakai akal budi manusia
Jelas manusia DILIBATKAN broo…nggak terima jadi
Jadi Nabi dan rasul bisa di bilang dipakai oleh Tuhan untuk menyatakan rencana dan maksud Tuhan
Kira2 demikian konsep Bible
Bagaimana dengan Quran??
Oke
Bible bukan dari Tuhan ?
Sudah saya bilang Bible itu pengalaman manusia dengan Tuhan , jadi kata Tuhan disitu apa …bintang tamu apa numpang lewat aja…tentu tidak
Awalnya adalah saat adam jatuh dosa.. bukan manusia yang mencari Tuhan tapi TUHAN YANG MENCARI manusia (coba renungkan maknanya) jangan teksnya
Pengalaman manusia dengan tuhan? maksudnya yesus??? sejak kapan yesus jadi tuhan? dan apa bukti ketuhana yesus??
manusia itu berdosa sama siapa? ko tuhan yang repot? bukankah tuhan itu maha mengampuni dosa?
Mengenai penulis injil itu topik lain dan akan berkepanjangan
Anda jangan lari, Penulis injil itu harus anda jawab, anda kan tinggal menyebutkan nama saja, g mungkin panjang,
Tulisan Bible ada karena Tuhan jadi sumber nya tentu Tuhan
bisa saya dikasih bukti bahwa bible bersumber dari tuhan?
Bagaimana Tuhan menurunkan : anda dengan membaca Bible tentu tahu bagaimana Tuhan menyatakan diriNya …berbicara apa maksudNya…aturan yang dibuatNya…
Itu semua di arsip oleh manusia (Nabi , rasul)
mana bukti arsipnya? dan siapa yang mengarsipkan?
Lantas mengapa bible di tulis : nabi dan rasul bukan anak SD/TK … Hal seperti itu saja harus disuruh
Tuhan menurunkan ilmu baca tulis itu untuk apa brooo…?? Bahkan dari jaman Musa sudah ada tulisan dan bacaan
Sayangnya nabi terakhir itu saja yang gak bisa ….
Tulisan Bible ini adalah karya akal budi manusia.. bukan Tuhan atau malaikat yang MENULIS
Itu juga maksudnya Tuhan memakai akal budi manusia
Jelas manusia DILIBATKAN broo…nggak terima jadi
Jadi Nabi dan rasul bisa di bilang dipakai oleh Tuhan untuk menyatakan rencana dan maksud Tuhan
Kira2 demikian konsep Bible
Jika memang Bible itu merupakan suatu yang sangat penting yang akan menjadi suatu tuntunan dan pegangan hidup umat manusia, sengat mustahil tidak ada perintah untuk membukukannya, terukti tidak ada bukti satupun mengenai rasul menulis ucapan yesus pada zamannya, yang ada bible sekarang ini ditulis berdasarkan desas desus dan dongeng yang beredar dari masyarakat tanpa ada bukti dan penyelidikan secara mendalam sebagaimana ngakuan Lukas dalam biblenya
pernyataan anda:”Awalnya adalah saat adam jatuh dosa.. bukan manusia yang mencari Tuhan tapi TUHAN YANG MENCARI manusia (coba renungkan maknanya) jangan teksnya”
coba anda jelaskan makna pernyataan anda di atas? koq rasanya mataQ agak gatal melihatnya.
tapi sebelum menjelaskannya tolong jawab saya 1 hal saja:
apakah anda mengakui jika Tuhan Maha Mengetahui segala sesuatu dari semua ciptaanNya?
Al-kitab si dongeng Paulus
al-kitab kristen isi nya campuran pengalaman Paulus bercampur cerita yesus yg tdk akurat, cth Yesus tdk makan Babi yesus disunat, tp Paulus bilang di anthiokia kepada org2 yg mau masuk kristen kalian tdk usah disunat, kalian boleh makan Babi krn semua sudah digenapi sama yesus.
okeaza
Maret 3, 2014 pukul 17:12
“Dan ingatlah, ketika Nabi membicarakan secara rahasia, kepada salah seorang dari istri-istrinya (Hafsah), suatu peristiwa. Maka tatkala (Hafsah) menceritakan peristiwa itu (kepada Aisyah), dan Allah memberitahukan hal itu (semua pembicaraan antara Hafsah dengan Aisyah) kepada Muhammad, lalu Muhammad memberitahukan sebagian (yang diberitakan Allah kepadanya), dan menyembunyikan yang sebagian yang lain (kepada Hafsah). Maka tatkala (Muhammad) memberitahukan pembicaraan (antara Hafsah dan Aisyah), lalu Hafsah bertanya: ‘Siapakah yang memberitahukan hal ini kepadamu’. Nabi menjawab: ‘Telah diberitahukan kepadaku, oleh Allah Yang Maha Mengetahui, lagi Maha Mengenal’.” – (QS.66:3)
Mari kita bayangkan “ayat ini ” sudah tertulis di “Lauh Mahfuz” disisi Allah dilangit ke7 turun ke bumi
Oleh Jibril diwahyukan kepada Muhammad
Ditulis dalam Quran yang notabene murni “Firman Allah”
Jika tanda2 kurung di hapus apa yang yang terjadi sungguh “firman yang membingungkan”
jawab:
sebenarnya si Okeaza ini dia masih bingung mengapa kejadian nabi dengan istrinya yang diabadikan di dalam QS 66:3 diturunkan belakangan/ketika nabi hidup padahal katanya sudah ada di “Lauh Mahfuz” yang jauh sebelum adanya Al-quran?, seolah-olah bertolak belakang?
Si Okeaza ini lupa kalau tuhan punya sifat Maha tau baik awal atau akhir. mugkin yang ada di dalam pikirannya tuhannya lemah tidak berdaya tidak mempunyai pengetahuan terhadap kejadian-kejadian di masa mendatang? mungkin krn yesus punya sifat kemanusiaannya lalu dipikirannya timbul tuhan itu ada sifat lemah seperti yesusnya itu?
Perlu diktahui bahwa Allah adalah maha mengetahui, baik sebelum diciptakan alam semesta ini ataupun sesudah alam smesta diciptakan, tidak ada satupun yang terlewatkan atau lepas dari pengetahuan Allah SWT, kejadian nabi dengan istrinya itu memang sudah diketahui Allah SWT sebelum diciptakan alam semesta ini dan diabadikan dalam Al-Quran sebagai PETUNJUK bagi orang yang beriman. Pertanyaannya apakah Allah tahu tentang perbuatan hamba-hambanya baik yang belum dilakukan atau sesudah dilakukan? tentu jawabannya pasti TAU, kl tidak tau berati itu bukan tuhan namanya!!.
sebagaimana firman Allah:
59. Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). (QS. 6:59)
60. Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan di siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umur(mu) yang telah ditentukan 481, kemudian kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan. (QS. 6:60)
“Allah Mengetahui pengkhianatan (keserongan dan ketiadaan jujur) pandangan mata seseorang, serta mengetahui akan apa tersembunyi di dalam hati.” (Surah al-Mukmin: 19)
” demi malam apabila telah sunyi ”
tidaklah ada pertanyaan yang tidak ada jawabannya. ” dialah allah yang mengajar manusia dengan perantaraan kalam “
Assalamualaikum wr.wb.
Debat yang menarik (bukan hanya yang diatas saja)… akan tetapi akan lebih baik dan sangat memberikan pencerahan jika tidak ada embel-embel emosi, apalagi kata-kata kasar dan penghinaan… sesungguhnya kita sama yaitu sama-sama umat nabi Adam dan kita juga saudara sebangsa dan senegara yang sepatutnya bersatu.. agama adalah masalah keyakinan yang hanya Allah SWT sebagai pemberi hidayah kedalam qalbu tiap manusia yang dapat merubah keyakinan hati kita.. Kita dilahirkan tanpa dapat memilih sperti apa, dimana, kapan dan siapa orang tua kita, itu semua kehendak Allah SWT, rahasia-Nya, jadi tiada patut kita mencaci perbedaan.. dan tugas kita sebatas menyampaikan dan memberitahukan bagi yang tidak tau dan mengingatkan bagi yang sudah tau.. selebihnya Allah yang berkehendak.. kita memang bukan Nabi Muhammad SAW yang sangat sabar, lemah lembut tutur katanya dan tegas dalam berdakwah.. tetapi kita wajib mengikuti apa yang diajarkan Beliau..
Mohon maaf jika kata-kata saya kurang berkenan..
Kesempurnaan hanya milik Allah SWT, dan manusia tempatnya khilaf dan dosa..
Semoga kita semua senantiasa diberi hidayah oleh-Nya..
Amin ya Rabbal alamiinn..
Wassalamualaikum wr.wb..
Dogma dan doktrin maneh son…. Njelimet ga karuan.
Baca aja kitab sutasoma, saya yakin lebih menarik dari alkitab anda.
Orang sekelas Rasulullah, Abubakar,Umar,Usman sahabat lain sangat faham dengan penyelewengan manusia terhadap ayat ayat Allah, karena mereka telah diperingatkan dalam alquran bahwa “orang yahudi nasrani merobah perkataan dari tempatnya”
Jadi mustahil bagi Rasulullah dan sahabat cs tidak menjaga Alquran.
hahahaha…….kristener jdi bulan bulanan di sini…..haahha
“And he (Jesus) went a little farther, and fell on his face, and prayed, saying, O my Father, if it be possible, let this cup pass from me: nevertheless not as I will, but as thou wilt.” – New Testament (Matthew 26:39)
Jesus followers
“And when the disciples heard it, they fell on their face, and were sore afraid.” – New Testament (Matthew 17:6)
“And Abraham fell on his face: and God talked with him, saying,” – Old Testament (Tanakh) (Genesis 17:3)
“Then Abraham fell upon his face and said in his heart (pray), Shall a child be born unto him that is an hundred years old? and shall Sarah, that is ninety years old, bear?” – Old Testament (Tanakh) (Genesis 17:17)
“And Moses made haste, and bowed his head toward the earth, and worshipped.” – Old Testament (Tanakh) (Exodus 34:8)
“And Moses and Aaron went from the presence of the assembly unto the door of the tabernacle of the congregation, and they fell upon their faces: and the glory of the LORD appeared unto them.” – Old Testament (Tanakh) (Numbers 20:6)
“And the LORD spake unto Moses and unto Aaron, saying, Separate yourselves from among this congregation, that I may consume them in a moment. And they fell upon their faces, and said, O God, the God of the spirits of all flesh, shall one man sin, and wilt thou be wroth with all the congregation?” – Old Testament (Tanakh) (Numbers 16:20-22)
And Ezra at Nehemiah 8:6
And Joshua at Joshua 5:14
And Moses at Old Testament (Tanakh) Ezekiel 9:8
And Jehoshapat at 2 Chronicles 20:18
“And it came to pass, when I prophesied, that Pelatiah the son of Benaiah died. Then fell I down upon my face, and cried with a loud voice, and said, Ah Lord GOD! wilt thou make a full end of the remnant of Israel?” – Old Testament (Tanakh) (Ezekiel 11:13)
Moses, Aaron, Abraham, Jesus, Noah (Peace Be Upon Them all) they pray like muslims today! So they are muslims!
Moses, Aaron, Noah, Abraham, Jesus (Peace Upon Them All) has beard and dress like muslims today! So they are muslims!
Mother Marry (Maryam AS) cover her head and dress like hijabers today, it means that she’s a muslim!
Wait!
Muslim means = a person who submit, obey, and surrender all before one true God !!
So, who is Jesus PBUH to most christian?
Taukah anda bahwa Jesus Peace Be Upon Him (PBUH) is muslim? See the beard?
Tahukah anda Siti Maryam (bunda Maria) memakai hijab? Tanda muslimah?
Gereja ada 400 tahun setelah diangkatnya Isa a.s. oleh gerejani Roma yg awalnya siapa? Yes right…musuh Isa a.s
Bible asal kata biblikos (buku) bahasa yunani, aslinya Injil, awalnya firman Allah melalui perkataan Isa a.s dan disusun oleh sahabat2nya, saya setuju…sama setujunya dengan 26 dari 30 cendikia kristen awal abad 19 yg menyatakan bahwa Injil sudah korup dan banyak hal yg dibuang dan ditambahkan, itulah kenapa skg ada lebih dari 2000 denominasi kristen di dunia dgn lebih dari 522 versi Injil/Bible yg berlainan (king james, gurra, injili, douay, old testament, priestage, barnabas, dll…dlll) sementara Qur’an? 1 ajah