Pendahuluan

Ruh Al Qudus, siapakah dia?

Dalam Islam, Ruh Qudus (QS Al Baqarah 253) adalah salahsatu nama dari Malaikat Jibri, selain Ruh Al Amin (Asy Syu´araa´ 193) sedangkan kata Jibril sendiri disebut dua kali surat Al Baqarah ayat 97-98 dan Surah At-Tahrim ayat 4,

Dalam Alkitab Jibril dikenal dengan nama Gabriel. Ia adalah malaikat yang menyampaikan berita kelahiran Yesus Kristus kepada Maria (Lukas 1:19-26) dan kelahiran Yohanes Pembaptis kepada Zakharia, ayahnya. Ia juga menerangkan penglihatan kepada Daniel (Daniel 8:16; 9:21).

Roh Kudus Menemui Muhammad SAW

images (1)Kini Muhammad SAW berusia 40 tahun, bagi seorang manusia yang sehat, usia 40 merupakan usia kedewasaan yang masak, baik dalam hal rohani maupun jasmani dan fikiran. Salah satu kebiasaan beliau adalah Bertahannuts (menyendiri) di Goa Hirah. Muhammad Saw. beribadah selama beberapa malam. adakalanya 10 malam, tetapi terkadang juga lebih dari sebulan. setelah bertahannus, Muhammad Saw pulang kerumah mengambil perbekalan kemudian kembali lagi bertahannus lagi di goa Hirah. begitulah kebiasaan Muhammad Saw sampai akhirnya menerima Wahyu.

Berkenaan dengan perulaan turunnya wahyu, Imam Bukhary meriwayatkan sebuah hadis dari Aisyah r.a

 ‘Aisyah radhiallâhu ‘anha berkata: “Wahyu yang mula pertama dialami oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah berupa ar-Ru’ya ash-Shalihah (mimpi yang benar) dalam tidur dan ar-Ru’ya itu hanya berbentuk fajar shubuh yang menyingsing, kemudian beliau lebih menyenangi penyendirian dan melakukannya di gua Hira’; beribadah di dalamnya beberapa malam sebelum dia kembali ke rumah keluarganya. Dalam melakukan itu, beliau mengambil bekal kemudian kembali ke Khadijah mengambil perbekalan yang sama hingga datang kebenaran kepadanya; yaitu saat beliau berada di gua Hira’ tersebut,

Seorang malaikat datang menghampiri sembari berkata: “bacalah!”, lalu aku menjawab “aku tidak bisa membaca!”. Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam bertutur lagi: “kemudian dia memegang dan merengkuhku hingga aku kehabisan bertenaga, lalu setelah itu melepaskanku sembari berkata: “bacalah!”. Aku tetap menjawab: “aku tidak bisa membaca!”. Lalu dia untuk kedua kalinya, memegang dan merengkuhku hingga aku kehabisan bertenaga kemudian melepaskanku seraya berkata lagi: “bacalah!”. Lalu aku tetap menjawab: “aku tidak bisa membaca!”. Kemudian dia melakukan hal yang sama untuk ketiga kalinya, sembari berkata: “bacalah dengan (menyebut) nama Rabb-mu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabb-mu lah Yang Paling Pemurah, yang telah mengajar (manusia ) dengan qalam, Dialah yang mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S. al-‘Alaq: 1-5).

Ayat pertama yang diturunkan kepada Rasulullah

Ayat Alquran  pertama yang diturunkan kepada Rasulullah

Rasulullah pulang dengan merekam bacaan tersebut dalam kondisi hati yang bergetar, dan menemui Khadijah binti Khuwailid sembari berucap: “selimuti aku! Selimuti aku!”. Beliau pun diselimuti hingga rasa ketakutannya hilang. Beliau bertanya kepada Khadijah: “apa yang terjadi terhadapku ini?”. Lantas beliau menceritakan pengalamannya, dan berkata: “aku amat khawatir terhadap diriku!”. Khadijah berkata: “sekali-kali tidak akan! Demi Allah! Dia Ta’ala tidak akan menghinakanmu selamanya! Sungguh engkau adalah penyambung tali rahim, pemikul beban orang lain yang mendapatkan kesusahan, pemberi orang yang papa, penjamu tamu serta penolong setiap upaya menegakkan kebenaran”.

Kemudian Khadijah berangkat bersama beliau untuk menemui Waraqah bin Naufal bin Asad bin ‘Abdul ‘Uzza, anak paman Khadijah (sepupunya). Dia (anak pamannya tersebut) adalah seorang yang menganut agama Nashrani pada masa Jahiliyyah, dia bisa menulis dengan tulisan ‘Ibrani dan sempat menulis dari injil beberapa tulisan yang mampu ia tulis –sebanyak apa yang dikehendaki oleh Allah- dengan tulisan ‘Ibrani. Dia juga, seorang yang sudah tua renta dan buta; ketika itu Khadijah berkata kepadanya: “wahai anak pamanku! Dengarkanlah (cerita) dari anak saudaramu!”. Waraqah berkata: “wahai anak laki-laki saudara (laki-laki)-ku! Apa yang engkau lihat?”. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam membeberkan pengalaman yang sudah dilihatnya. Waraqah berkata kepadanya: “sesungguhnya inilah sebagaimana ajaran yang diturunkan kepada Nabi Musa! Andai saja aku masih bugar dan muda ketika itu nanti! Andai saja aku masih hidup ketika engkau diusir oleh kaummu!”. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepadanya: “benarkah mereka akan mengusirku?”. Dia menjawab: “ya! Tidak seorangpun yang membawa seperti yang engkau bawa melainkan akan dimusuhi, dan jika aku masih hidup pada saat itu niscaya aku akan membantumu dengan sekuat tenaga”. Kemudian tak berapa lama dari itu Waraqah meninggal dunia dan wahyu pun terputus (mengalami masa stagnan)

 ARTIKEL SEBELUMNYA