Milky_way_2_md

Penciptaan Alam 

 Sebagai yang telah dikatakan oleh R. P. de Vaux,  Kitab Kejadian bermula dengan dua riwayat mengenai penciptaan alam. Oleh karena  itu  kita  perlu  menyelidiki  kedua riwayat    itu   secara   terpisah   untuk   mengetahui kesesuaiannya dengan penyeiidikan-penyelidikan ilmiah.

RIWAYAT PERTAMA

Riwayat pertama memenuhi fasal I dan ayat-ayat  pertama dari fasal II. Riwayat ini merupakan contoh yang sangat menonjol  tentang  ketidaktepatan  ilmiah.  Kita  perlu melakukan  kritik  sebaris demi sebaris. Teks yang kita muat di sini adalah  teks  menurut  terjemahan  Lembaga Bibel  Yerusalem,  (Ecole Biblique de Yerusalem). Dalam bahasa Indonesia, diambil dari Al Kitab cetakan Lembaga Alkitab Indonesia tahun 1962. (Rasjidi).

Fasal 1, ayat 1 dan 2,

  1. “Bahwa pada mula pertama dijadikan Allah akan langit dan bumi.
  2. Maka bumi itu lagi campur baur adanya, yaitu suatu hal yang ketutupan kelam kabut; maka Roh Allah melayang-layang diatas muka air itu.”

Kita  dapat  menerima  bahwa  pada  tahap  bumi   belum diciptakan,  apa  yang  kemudian menjadi alam yang kita ketahui sekarang masih tenggelam dalam kegelapan,  akan tetapi  tersebutnya  adanya  air  pada periode tersebut hanya merupakan alegori (kiasan) belaka mungkin  sekali ini  adalah  terjemahan  suatu mitos. Kita akan melihat dalam bagian ketiga dari  buku  ini  bahwa  pada  tahap permulaan  dari  terciptanya  alam yang terdapat adalah gas.  Maka  disebutkannya  air  di  situ  adalah  suatu kekeliruan.

Ayat 3  sampai 5

  1. “Maka firman Allah: Hendaklah ada terang. Lalu terangpun jadilah.
  2. Maka dilihat Allah akan terang itu baiklah adanya, lalu diceraikan Allah terang itu dengan gelap.
  3. Maka dinamai Allah akan terang itu siang dan akan gelap itu malam. Setelah petang dan pagi, maka itulah hari yang pertama.”

Cahaya yang menerangi alam adalah hasil daripada reaksi kompleks  yang  terjadi  pada  bintang-bintang. Hal ini akan kita bicarakan pada bagian  ketiga  daripada  buku ini.  Pada  tahap  penciptaan  alam yang kita bicarakan sekarang,   menurut   Bibel,   bintang-bintang    belum diciptakan,  karena  sinar  di  langit  baru disebutkan dalam  ayat  14  dari  Kitab  Kejadian,  yaitu  sebagai ciptaan  pada  hari  keempat,  untuk  “memisahkan siang daripada malam,” “untuk menerangi bumi.” Dan ini  semua betul. Tetapi adalah tidak logis untuk menyebutkan efek (sinar)   pada   hari   pertama,   dengan   menempatkan penciptaan     benda     yang     menyebabkan     sinar (bintang-bintang)  tiga  hari  sesudah  itu.   Lagipula menempatkan  malam  dan  pagi  pada hari pertama adalah alegori (kiasan) semata-mata,  karena  malam  dan  pagi sebagai   unsur  hari  tak  dapat  digambarkan  kecuali sesudah terwujudnya bumi dan beredarnya di bawah  sinar planetnya yaitu matahari.

 Ayat 6 sampai 8

  1. “Maka firman Allah: Hendaklah ada suatu bentangan pada sama tengah air itu supaya diceraikan dengan air.
  2. Maka dijadikan Allah akan bentangan itu serta diceraikanlah air yang di bawah bentangan itu dengan air yang di atas bentangan. Maka jadilah demikian.
  3. Lalu dinamai Allah akan bentangan itu langit. Setelah petang dan pagi, maka itulah hari yang kedua.

Mitos air diteruskan dalam  ayat-ayat  tersebut  dengan memisahkan air menjadi dua lapisan, di tengahnya adalah langit.  Dalam  riwayat   Banjir   Nabi   Nuh,   langit membiarkan  air menanjak, dan air itu kemudian jatuh ke tanah. Gambaran bahwa air terbagi menjadi dua  kelompok tak dapat diterima secara ilmiah.

 Ayat 9 sampai 13

  1. “Maka firman Allah: Hendaklah segala air yang di bawah langit itu berhimpun kepada satu tempat, supaya kelihatan yang kekeringan itu; maka jadilah demikian.
  2. Lalu dinamai Allah akan yang kekeringan itu darat, dan akan perhimpunan segala air itu dinamainya laut;maka dilihat Allah itu baiklah adanya.
  3. Maka firman Allah: Hendaklah bumi itu menumbuhkan rumput dan pokok yang berbiji dan pohon yang berbuah-buah dengan tabiatnya yang berbiji dalamnya di atas bumi itu; maka jadilah demikian.
  4. Yaitu ditumbuhkan bumi akan rumput dan pokok yang berbiji dengan tabiatnya dan pohon-pohon yang berbuah-buah yang berbiji dalamnya dengan tabiatnya; maka dilihat Allah itu baiklah adanya
  5. Setelah petang dan pagi, maka itulah hari yang ketiga.”

Fakta bahwa pada  suatu  periode  dalam  sejarah  bumi, ketika  bumi  ini  masih  tertutup  dengan air, terjadi bahwa daratan-daratan mulai muncul,  adalah  suatu  hal yang  dapat  diterima  secara ilmiah. Akan tetapi bahwa pohon yang  mengandung  biji-biji  bermunculan  sebelum terciptanya matahari (yang menurut Kitab Kejadian, baru tercipta pada hari keempat), dan juga bahwa  siang  dan malam  silih berganti sebelum terciptanya matahari, hal tersebut sama sekali tak dapat dipertahankan.

Ayat 14 sampai 19

  1. “Maka firman Allah: Hendaklah ada beberapa benda terang dalam bentangan langit supaya diceraikannya siang dengan malam dan menjadi tanda dan ketentuan masa dan hari dari tahun.
  2. Dan supaya ia itu menjadi benda terang pada bentangan langit akan menerangkan bumi; maka jadilah demikian.
  3. Maka dijadikan Allah akan kedua benda terang yang besar itu, yaitu terang yang besar itu akan memerintahkan siang dan terang yang kecil akan memerintahkan malam, dan lagi segala bintang pun.
  4. Maka ditaruh Allah akan dia dalam bentangan langit akan memberi terang di atas bumi.
  5. Dan akan memerintahkan siang dan malam dan akan menceraikan terang itu dengan gelap maka dilihat Allah itu baik adanya.
  6. Setelah petang dan pagi maka itulah hari yang ke empat.”Di sini gambaran yang diberikan oleh pengarang  Injil dapat  diterima.  Satu-satunya  kritik  yang dapat kita lemparkan terhadap ayat-ayat tersebut adalah tempat dan letaknya dalam hikayat penciptaan alam seluruhnya. Bumi dan bulan  telah  memisahkan  diri  daripada  matahari; menempatkan   penciptaan  matahari  dan  bulan  sesudah penciptaan bumi adalah bertentangan dengan hal-hal yang sudah  dis etujui  secara  pasti  dalam ilmu pengetahuanmengenai tersusunnya alam bintang-bintang.

Ayat 20 sampai 23

  1. “Maka firman Allah: Hendaklah dalam segala air itu menggeriak beberapa kejadian yang bernyawa dan yang sulur menyulur, dan hendaklah ada unggas terbang di atas bumi dalam bentangan langit.
  2. Maka dijadikan Allah akan ikan raya yang besar-besar dan segala binatang sulur menyulur yang menggeriak dalam air itu tetap dengan tabiatnya, dan segala unggas yang bersayap dengan tabiatnya, maka dilihat Allah itu baik adanya.
  3. Maka diberkati Allah akan dia, firmannya: Jadilah biak dan bertambah kamu dan damaikanlah air yang di dalam laut itu dan hendaklah segala unggas itupun bertambah-tambah di atas bumi.
  4. Setelah petang dan pagi maka itulah hari yang kelima.”

Ayat-ayat tersebut mengandung hal-hal  yang  tak  dapat diterima

Bersambung

 ——————————————————————————–

BIBEL, QUR-AN, dan Sains Modern

Dr. Maurice Bucaille

Judul Asli: La Bible Le Coran Et La Science

Alih bahasa: Prof. Dr. H.M. Rasyidi

Penerbit Bulan Bintang, 1979

Kramat Kwitang I/8 Jakarta